FAKTA-FAKTA Gempa M 6,3 di Tojo Una-Una Sulteng: Dari Jenis hingga Catatan Sejarah
Berikut sejumlah fakta gempa bumi di Tojo Una-Una, Sulteng, yang terjadi pada Senin (26/7/2021) malam. Dari jenis gempa hingga sejarah.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah fakta gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (26/7/2021).
BMKG awalnya menyebut gempa ini berkekuatan 6,5 magnitudo, dengan update 6,3.
Baca juga: Update Gempa di Sulteng, BMKG: Ada 36 Gempa Susulan hingga Selasa Pagi di Tojo Una-Una
Berikut sejumlah fakta gempa bumi di Tojo Una-Una, Sulteng:
1. Detil Kejadian Gempa
Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut gempa bumi terjadi Senin malam pukul 19.09 WIB dengan magnitudo update 6,3.
"Episenter terletak pada koordinat 0,77 derajat LS - 121,95 derajat BT tepatnya di laut pada jarak 58 km arah timurlaut Kabupaten Tojo Una-Una dengan kedalaman hiposenter 10 km," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Selasa (27/7/2021).
Gempa bumi ini termasuk jenis gempa bumi dangkal.
Baca juga: FAKTA Gempa M 6,3 Guncang Sulteng, 1 Orang Meninggal, Warga Diminta Jauhi Pantai dan Gedung Retak
Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Hingga Selasa pagi 27 Juli 2021 BMKG mencatat sebanyak 36 kali gempa susulan dengan magnitudo kurang dari 5,0," ungkap Daryono.
"Jika gempa magnitudo 6,3 tadi malam pukul 19.09 WIB diasumsikan sebagai gempa utama (mainshock) dan gempa magnitudo 5,8 kemarin siang pukul 10.52 WIB merupakan gempa pembuka (foreshock), dan rentetan gempa hingga pagi ini merupakan gempa susulan (aftershocks), maka gempa Tojo Una-Una ini memiliki tipe Foreshock-Mainshock-Aftershocks," jelas Daryono.
2. Penyebab Gempa
Daryono menyebut, gempa dangkal ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber pergerakan turun (normal fault) di dasar laut.
Baca juga: Gempa di Sulteng, Kepala BMKG: Waspadai Gempa Susulan Hindari Pantai dan Gedung Retak
Daryono membantah gempa bumi terjadi karena aktivitas vulkanik Gunung Colo.
"Gempa Tojo Una-Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Colo yang merupakan gunungapi di Kabupaten Tojo Una-Una," ungkapnya.
3. Wilayah yang Merasakan
Adapun Daryono menyebut guncangan gempa ini dirasakan di Ampana sangat kuat mencapai skala intensitas V-VI MMI.
"Sedangkan di Luwuk, Poso, Morowali dirasakan mencapai intensitas V MMI," ungkapnya.
Guncangan juga dirasakan di Bolaang Mongondow, Kotamobagu, Gorontalo, Buol, Bone Bolango, Pohuwato dengan intensitas III-IV MMI.
"Di Tomohon, Manado, Ratahan, Bobong, Konawe Utara, Kolaka Utara, Masamba dirasakan dalam intensitas II-III MMI, dan di Mamuju Tengah, Polewali dengan skala intensitas II MMI," ujarnya.
Daryono mengungkapkan gempa ini menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa rumah warga.
"Minimnya dampak kerusakan di Tojo Una-Una ini diduga disebabkan karena karakteristik kondisi batuan di wilayah tersebut yang keras sehingga terjadi peredaman (de-amplifikasi) guncangan gempa," jelas Daryono.
Baca juga: Ahli dari BMKG Bantah Teori Konspirasi Tsunami Aceh 2004 Rekayasa Amerika Gunakan Senjata Nuklir
4. Sejarah Gempa
Sementara itu jika memperhatikan peta sebaran aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di wilayah Sulawesi, Daryono menjelaskan zona gempa di Tojo Una-Una ini memiliki aktivitas gempa dangkal yang cukup aktif.
Di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una, Daryono menyebut sejarah mencatat pada masa lalu telah terjadi lebih dari 7 kali gempa kuat.
Seperti pada 23 Februari 1923 (M6,5), 1 Desember 1927 (M6,3), 30 Juni 1964 (M6,6), 11 Oktober 1964 (M6,2).
Lalu pada 23 April 1966 (M6,5), 4 Februari 1969 (M6,1), dan15 Maret 2015 (M6,1).
"Ditambah gempa terbaru saat ini M 6,3 maka jumlah gempa kuat yang pernah terjadi menjadi sebanyak 8 kali," ungkap Daryono.
"Jika memperhatikan peta tektonik, rentetan catatan sejarah gempa kuat ini tampak berada pada jalur Sesar Balantak yang berarah barat timur. Namun untuk memastikan pembangkit gempa Tojo Una-Una saat ini masih perlu dikaji lebih mendalam," imbuhnya.
Daryono juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun waspada.
"Serta tidak mempercayai berita bohong terkait dugaan dan prediksi bencana dari pihak-pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pungkas Daryono.
Berita terkait Gempa di Sulteng
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.