Kamrussamad Soroti Anak-anak yang Jadi Yatim Piatu di Masa Pandemi
Politikus Gerindra Kamrussamad menilai anak yatim piatu butuh perhatian dan perlindungan negara di masa pandemi covid-19.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksinasi covid-19 yang dilakukan saat ini bukan hanya untuk menyelamatkan ekonomi, tapi meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.
Anggota Komisi XI Keuangan dan Perbankan dari Fraksi Gerindra Kamrussamad menilai ada yang harus diperhatikan, yakni masa depan anak-anak yatim piatu.
“Sekarang kita bukan lagi bicara masalah pertumbuhan ekonomi tapi bagaimana kita juga harus bicara tentang anak-anak yang banyak menjadi yatim piatu karena orang tuanya terjangkit covid-19,” katanya dalam Acara Vaksinasi di MNC Studio, Jakarta Barat, Kamis (29/7/2021).
Dia mencontohkan, seperti yang terjadi di Kutai Barat, seorang anak berusia 10 tahun harus isoman seorang diri. Sedangkan ayah dan ibunya sudah meninggal dunia karena Covid-19.
Selain itu, ada juga di Madiun. Ayah dan ibunya sudah meninggal sedangkan putra putrinya tiga orang yang harus menjadi perhatian khusus.
Menurutnya, anak-anak yang fatherless atau motherless tersebut dinilai butuh perhatian dan perlindungan negara, terutama mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Kehilangan kedua orang tua secara tragis memberi tekanan yang tidak ringan terutama pada anak usia balita dan remaja. Sebagian anak tiba-tiba harus menanggung beban hidup sepeninggalan orangtua.
Anak-anak tersebut perlu dukungan psikologis untuk memulihkan traumatiknya.
Baca juga: Kamrussamad dan BI Institute Luncurkan Buku Le’Parle Covidnomics Karya 23 Tokoh
Baca juga: Kamrussamad Minta Vaksinasi di Sektor Perbankan Dipercepat
Selain itu perlu jaminan mereka mendapatkan kehidupan yang layak, bantuan pendidikan agar tidak putus sekolah, dan perlindungan agar tidak menjadi korban kekerasan orang dewasa.
Termasuk perlindungan agar anak-anak tersebut tidak menjadi korban perdagangan, adopsi ilegal dan pernikahan di bawah umur.
Di sisi lain, anak-anak yang masih memiliki orang tua lengkap pun juga dibayangi oleh potensi gangguan pada masa depannya akibat pandemi.
Itu dipicu oleh menurunnya gizi keluarga, kekerasan dalam keluarga yang meningkat, perceraian orang tua, termasuk tekanan belajar daring yang akan terus berlangsung entah sampai kapan.
“Oleh karena itu, vaksinasi bagi anak-anak juga menjadi sangat penting, dan saya sangat menyambut baik aksi vaksinasi untuk anak-anak dan keluarga ini,” tukasnya.
Kamrussamad menuturkan, apa yang dilakukan oleh MNC grup adalah salah satu upaya untuk menyelamatkan generasi muda dalam aksi vaksinasi keluarga ini.