Menkes Budi Gunadi Mengaku Stres Soal Vaksin Hibah Raja Uni Emirat Arab
Semula Budi Gunadi menyarankan agar diberikan kepada jamaah calon haji, namun kemudian pemerintah Aran Saudi membatalkan ibdah haji pada 2021.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Febby Mahendra Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bingung dan stres, itulah yang dialami Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ketika ditanya Presiden Joko Widodo terkait hibah 500 ribu unit vaksin dari Raja Uni Emirat Arab.
Presiden bertanya untuk siapa vaksin itu.
Semula Budi Gunadi menyarankan agar diberikan kepada jamaah calon haji, namun kemudian pemerintah Aran Saudi membatalkan ibdah haji pada 2021.
Baca juga: Menkes Jelaskan Soal Kabar Vaksin Sinovac Hanya Ampuh 6 Bulan
“Semula untuk para jamaah calon haji, tapi kan kemudian ibadah haji dibatalkan oleh pemerintah Arab Saudi,” ujar Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers virtual yang dilaksanakan Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, Senin (2/8/2021).
Budi Gunadi kemudian teringat kepada Angkie yang konsern terhadap para disablitias.
“Begitu saya usulkan vaksin itu untuk kalangan disabilitas, Pak Presiden langsung setuju,” tambah Menkes Budi Gunadi.
Baca juga: 70 Juta Dosis Vaksin Tiba Agustus Ini, Menkes Yakin Target 2 Juta Vaksinasi Per Hari Tercapai
Namun muncul pertanyaan, bagaimana teknisnya. Oleh karena itu Menkes Budi Gunadi kemudian berkoordinasi dengan Angkie.
“Karena kalau teknisnya tidak terpecahkan dan vaksin hibah dari Uni Emirat Arab itu tidak bisa segera disalurkan, pasti saya akan ditanya terus oleh Pak Presiden. Bisa stres saya. Oleh karena itu saya minta bantuan Mbak Angie karena beliau paling tahu soal disabilitas,” kata Budi Gunadi Sadikin.
Diungkapkan, Raja Uni Emirat Arab kemudian mengirimkan lagi vaksin Sinovram sebanyak 250 ribu unit. Oleh karena program vaksinasi khusus untuk disabilitas itu mulai digelar paa Agustus-Oktober 2021 untuk wilayah Jawa dan Bali.
Angkie mengungkapkan program vaksinasi disabilitas ini perlu metode khusus, termasuk rencana untuk melakukan jemput bola dan memperkuat data sehingga lebih mudah untuk memobilisasi mereka.
“Jadi kami sudah berkoordinasi dengan semua puskesmas di Jawa dan Bali untuk melayani kalangan disabilitas yang dating ke puskesmas untuk vaksinasi,” ujar Angkie.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.