Istana Bantah Foya-foya Cat Ulang Pesawat Kepresidenan
Istana angkat bicara menjawab kritik mantan ombudsman RI yang juga pengamat Penerbangan Alvin Lie mengenai pengecatan pesawat kepresidenan RI.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pihak istana angkat bicara menjawab kritik mantan ombudsman RI yang juga pengamat Penerbangan Alvin Lie mengenai pengecatan pesawat kepresidenan RI.
Dalam akun Twitternya @alvinlie21, Alvin mengkritik pengecetan pesawat kepresidenan yang dinilai sebagai bagian dari foya-foya.
Pengecatan pesawat tersebut berkisar antara 100 ribu - 150 ribu US Dolar atau setara 1,4 - 2,1 miliar rupiah.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pesawat kepresidenan yang dicat ulang yakni pesawat BBJ2.
Pengecetan pesawat tersebut sudah direncanakan sejak 2019 berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.
"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," kata Heru kepada wartawan, Selasa, (3/8/2021).
Baca juga: Jokowi Nilai PPKM Level 4 Berhasil Perbaiki Kondisi Pandemi di Indonesia
Hanya saja kata Heru pengecetan pesawat BBJ2 pada 2019 urung dilakukan karena belum masuk jadwal perawatan rutin.
Heru mengatakan perawatan pesawat kepresidenan harus sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan.
Pesawat BBJ2 baru dicat ulang pada tahun ini berbarengan dengan jadwal perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.
"Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," katanya.
Heru membantah bawa pengecatan pesawat tersebut merupakan bentuk foya-foya keuangan negara.
Ia mengatakan anggaran pengecatan pesawat telah dialokasikan dalam APBN.
Lagi pula Kementerian Sekretariat Negara telah melakukan refocusing anggaran APBN 2020-2021 untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
"Selain itu proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," katanya.
Heru menambahkan bahwa pengecatan pesawat BBJ 2 bernuansa merah putih.
Ia berharap dengan pengecetan ulang pesawat kepresidenan dapat memberikan kebanggan tersendiri bagi Indonesia.
'Diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," pungkasnya.