Demokrat: Harusnya Bangga SBY Beli Pesawat Kepresidenan Setelah 69 Tahun Tidak Punya
Partai Demokrat menanggapi pernyataan politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan yang membawa-bawa Susilo Bambang Yudhoyono terkait polemik pergantian cat
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menanggapi pernyataan politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan yang membawa-bawa Susilo Bambang Yudhoyono terkait polemik pergantian cat pesawat kepresidenan.
Diketahui, Arteria membawa-bawa SBY sebab saat SBY memipin, pernah juga pesawat kepresidenan dicat dengan warna biru, warna yang menurutnya tak representatif dengan NKRI.
Menurut Wasekjen PD, Irwan, Arteria salah besar jika menyalahkan SBY.
"Harusnya kita semua sebagai anak bangsa berterima kasih karena Pak SBY beli pesawat kepresidenan setelah 69 tahun tidak punya," katanya kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
PDIP, dikatakan Irwan, malah sempat menolak keras pembelian pesawat kepresidenan.
"Bahkan, saat Jokowi jadi presiden di 2014 mereka usulkan agar dijual. Ini kok aneh bin lucu tiba-tiba bicara pesawat kepresidenan," katanya.
Adapun kritik para rekan-rekannya soal polemik ini, dikatakan Irwan, lebih kepada penjelasan Istana terkait apa latar belakang dan tujuan pengecatan dan perubahan warna pesawat kepresidenan itu.
"Istana ini suka diam-diam dan tiba-tiba saja ramai di publik. Persis tahun lalu juga tiba-tiba Istana sewa Garuda untuk pesawat kepresidenan dan mengecat merah dan diberi logo lalu ujung-ujungnya batal," katanya.
Lebih dari itu, Irwan menyinggung momen peristiwa ini tak tepat situasinya, karena semua pihak masih berjibaku mengurus soal pandemi Covid-19.
Baca juga: Polemik Pengecatan Pesawat Kepresidenan: Dulu Zaman SBY Warnanya Biru, Kami Berpikir Positif Saja
"Tangani pandemi saja masih kelimpungan cari pendanaan. Coba yang masih bisa ditunda ya tunda aja. Kalau alasannya tahun 2019 sudah dibahas anggarannya ya gampang kok cukup direalokasi atau refocusing program dan anggarannya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pesawat kepresidenan yang dicat ulang yakni pesawat BBJ2.
Pengecetan pesawat tersebut sudah direncanakan sejak 2019 berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.
"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," kata Heru kepada wartawan, Selasa, (3/8/2021).
Hanya saja kata Heru pengecetan pesawat BBJ2 pada 2019 urung dilakukan karena belum masuk jadwal perawatan rutin. Heru mengatakan perawatan pesawat kepresidenan harus sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan.
Pesawat BBJ2 baru dicat ulang pada tahun ini berbarengan dengan jadwal perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.
"Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," katanya.
Heru membantah bawa pengecatan pesawat tersebut merupakan bentuk foya-foya keuangan negara.
Ia mengatakan anggaran pengecatan pesawat telah dialokasikan dalam APBN. Lagi pula Kementerian Sekretariat Negara telah melakukan refocusing anggaran APBN 2020-2021 untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.