Kematian karena Covid-19 di Indonesia Tembus 100 Ribu Orang, 640 Dokter Berpulang
Selama hampir 1,5 tahun pandemi melanda Tanah Air, total jumlah korban meninggal akibat virus Corona sudah menembus angka 100 ribu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak mewabahnya pandemi Covid-19 di Indonesia mulai Maret 2020 silam, korban terus berjatuhan.
Selama hampir 1,5 tahun pandemi melanda Tanah Air, total jumlah korban meninggal akibat virus Corona sudah menembus angka 100 ribu.
Khusus pada Rabu (4/8/2021) kemarin kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.747 orang. Jumlah itu membuat total angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 100.636 pasien.
Jumlah kematian ini masih tinggi seiring dengan bertambahnya kasus baru positif covid-19 per yang kemarin bertambah sebanyak 35.867 kasus.
Tambahan ini membuat total kasus di Indonesia sejak awal pandemi telah menyentuh angka 3.532.567 kasus.
Di sisi lain jumlah pasien sembuh secara total berjumlah 2.907.920 orang, setelah penambahan pasien sembuh kemarin sebanyak 34.251 pasien.
Baca juga: 84 Orang Meninggal di Rumah Dalam 6 Bulan Akibat Corona
Pada saat bersamaan Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan bahwa hingga 3 Agustus 2021 sebanyak 640 dokter meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mahesa Paranadipa mengatakan jumlah dokter yang meninggal bertambah 42 orang dalam satu pekan terakhir, sejak data terakhir tercatat sebanyak 598 kasus pada 28 Juli 2021.
Baca juga: UPDATE Corona 4 Agustus: Tambah 35.867 Pasien Positif, 34.251 Sembuh, 1.747 Meninggal
Data Tim Mitigasi IDI juga menunjukkan kasus kematian dokter melonjak tajam dan mencapai rekor tertinggi pada Juli 2021, sejalan dengan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
“Pada Juli jumlah kematian dokter mencapai rekor tertinggi, 199 teman sejawat dokter yang gugur setelah sebelumnya pada Juni ada 52 sejawat dokter yang gugur,” kata Mahesa melalui konferensi pers virtual, Rabu.
Sementara dalam tiga hari pertama di bulan Agustus, Mahesa mengatakan terdapat tujuh orang dokter yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
“Kami tetap memantau teman-teman sejawat dokter yang dilaporkan saat ini masih terkonfirmasi, ada yang isolasi mandiri bahkan di beberapa wilayah ada yang dirawat di ICU,” ujar dia.
Berdasarkan gender jumlah dokter laki-laki yang meninggal lebih banyak, yakni sebanyak 84 persen dan dokter perempuan sebanyak 16 persen.
Sementara untuk wilayah dengan presentase kematian dokter terbanyak adalah Jawa Timur sebanyak 140 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 96 kasus, serta Jakarta dan Jawa Barat masing-masing sebanyak 94 kasus.
Dokter-dokter yang gugur merupakan 319 dokter umum dan lima di antaranya guru besar, dokter spesialis sebanyak 270 dokter dan 29 di antaranya guru besar, serta sembilan dokter residen.
Mahesa mengatakan menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Pulau Jawa beberapa waktu terakhir diharapkan dapat menurunkan beban tenaga kesehatan sehingga keselamatan mereka lebih terjaga.
Pemerintah sendiri belakangan mengklaim Indonesia telah melampaui puncak kasus Covid-19 seiring menurunnya angka kasus positif. Kendati demikian, epidemiolog menyebut terlalu dini berkesimpulan tersebut.
Jawa-Bali Belum Lewati Puncak
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai Jawa dan Bali belum melewati puncak pandemi Covid-19.
Dicky mengatakan hanya angka absolut harian Covid-19 yang menunjukkan tren penurunan. Namun hal itu juga dikarenakan jumlah testing yang naik turun dan belum sesuai target minimal 300 ribu orang sehari.
"Secara pemodelan yang menurun itu laporan kasusnya, tapi testingnya juga menurun. Jadi sekarang untuk Jawa-Bali itu masih di puncak kasus infeksi, belum melandai," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (4/8/2021).
Perlu diketahui, angka kasus positif harian bisa menurun atau meningkat tergantung pada banyaknya jumlah testing dalam sehari.
Sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 27 tahun 2021 tentang PPKM Level 4, 3, 2 di Jawa-Bali, pemerintah menargetkan testing harian minimal 324 ribu sehari khusus di Jawa.
Namun data Satgas Covid-19 secara nasional per Selasa (3/8) hanya ada 151.712 orang yang diperiksa dalam sehari.
Positivity rate yang tinggi menunjukkan laju penularan kasus masih masif di masyarakat.
Sehingga Dicky menilai penurunan kasus Covid-19 tidak bisa dilihat hanya dari angka positif harian yang menurun.(tribun network/fik/rin/dod)