Sekat Kanal dan Sumur Bor Dimanfaatkan untuk Pembasahan di Area Gambut Terbakar
Dugaan awal, kata Asmadi, penyebab kebakaran terjadi karena pembukaan lahan dengan cara membakar.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah hampir sepekan kebakaran lahan terjadi di lima desa Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kondisi lahan, dan kekeringan yang muncul menyebabkan api sulit dipadamkan.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Sambas, Asmadi mengatakan, lima desa yang mengalami kebakaran lahan yaitu Desa Sungai Baru dan Desa Berlimang, Kecamatan Teluk Keramat, serta Desa Pelimpaan, Desa Lambau, Desa Sarang Burung Usrat, Desa Sarang Burung Danau, Desa Sarang Burung Kolam, Kecamatan Jawai.
“4-5 hari lalu mulai ada pergerakan hotspot dari Desa Lambau, Jawai. Itu satu kawasan hutan produksi Sebugus,” kata Asmadi, Rabu (5/8/2021).
Dugaan awal, kata Asmadi, penyebab kebakaran terjadi karena pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Orang mau berkebun dengan membakar, tidak luas, tapi karena angin kuat jadi meluas” ujarnya.
Luasan lahan terbakar, menurut Asmadi, diperkirakan mencapai lebih dari 60 hektare. Tapi, dari luasan itu, ada di areal gambut dan hutan biasa.
Baca juga: Pemanfaatan Lahan Gambut, Kontribusi Perempuan Terus Didorong
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sarang Burung Kuala, Edi menyampaikan hingga Rabu sore ini pemadaman masih dilakukan.
Pemadaman ini merupakan upaya bersama tim gabungan dari Koramil, KPH Sambas, Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat.
Selama pemadaman, sumur bor yang sudah dibangun Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Kecamatan Jawai dimanfaatkan, di mana proses pemadaman lebih dari 1 jam.
“Alhamdulillah bisa dimanfaatkan. Pemadaman di perbatasan Desa Sarang Burung Kuala dengan Sungai Baru kemaren menggunakan selang 2 inci sepanjang 80 meter dan selang 1,5 inci sepanjang 100 meter, masih kuat airnya,” ujar Edi.
“Kalau nggak ada sumur bor bisa habis Desa Sungai Kuala, satu jam kebakaran mencapai 4-5 kilometer,” tambahnya.
Edi juga mengatakan, selain dimanfaatkan untuk pemadaman api, sumur bor tersebut biasanya juga dimanfaatkan untuk pembasahan saat musim kemarau.
“Kita lakukan ketika lahan gambut sudah kering, lama tidak turun hujan,” ujarnya