Marak Baliho Politikus di Tengah Pandemi, Fadli Zon: Krisis Empati, Tak Peka pada Masyarakat
Fadli Zon kritik soal maraknya baliho politikus di masa pandemi: Krisis Empati, tak peka pada masyarakat
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mengkritisi maraknya baliho para politikus yang terpasang di tempat umum.
Diketahui, baliho itu berisi wajah-wajah politisi yang juga pemangku jabatan di pemerintahan.
Mereka adalah Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Fadli Zon menilai pemasangan baliho ini tidak tepat apalagi di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Kapitra Ampera Nilai Polemik Baliho Puan Dibesar-besarkan, Singgung Peran UMKM yang Dihidupkan
"Memasang baliho/ bilboard adalah hak setiap orang."
"Yang menjadi masalah mungkin adalah timingnya, di tengah pandemi Covid-19, PPKM darurat," ucap Fadli Zon dalam tayangan Catatan Demokrasi TV One, Selasa (9/8/2021).
Menurutnya, saat ini masyarakat sedang dalam situasi krisis imbas dari pandemi.
Semestinya, para politikus tersebut lebih memperhatikan masalah yang dihadapi masyarakat, bukan soal karir politiknya.
Pasalnya, pemasangan baliho para politisi ini tak bisa dilepaskan dengan nuansa menjelang Pilpres 2024.
"Kalau dalam keadaan normal itu orang bisa menilai berbeda."
"Tapi dalam keadaan krisis, pemasangan baliho itu bisa dinilai krisis empati."
"Krisis empati yang artinya tidak memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Baliho Puan Maharani Menjamur, Peluang Ganjar Diusung PDIP Tertutup? Ini Analisa Pengamat
Selain itu, kata Fadli Zon, politikus yang gencar memasang baliho cenderung memiliki hasil survei politik atau elektabilitas yang rendah.
"Liat surveinya dong, yang biasanya pasang baliho paling banyak itu yang surveinya rendah," imbuh dia.
Fadli Zon menuturkan ada beberapa aspek penting yang perlu dibutuhkan politisi saat berkomunikasi di tengah pandemi saat ini.
Di antaranya, soal integritas, kerendahan hati, dan empati.
Untuk itu, pemasangan baliho ini tak mencerminkan ketiga aspek tersebut.
Sehingga, tidak salah jika nantinya masyarakat akan sulit mempercayai pemerintah.
"Masyarakat yang kesusahan sulit mempercayai para pengambil keputusan karena dia tidak memikirkan prioritas."
"Yang dipikiran itu dirinya sendiri, untuk maju Pilpres 2024. padahal ini masih 2021," tuturnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)