HIPMI Akui Pertumbuhan Ekonomi Mulai Rebound, Tapi Tak Gambarkan Situasi Secara Riil
Anggawira mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mulai bangkit atau rebound di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mulai bangkit atau rebound di tengah pandemi Covid-19.
Namun, kata Anggawira, angka tersebut tidak menggambarkan situasi yang sesungguhnya seperti yang ada di dunia usaha.
Hingga kini, dunia usaha masih tertekan akibat pandemi Covid-19.
"Secara statistik telah diumumkan oleh BPS bahwa ekonomi kita rebound. Cuma memang itu kan tidak serta merta menggambarkan situasi yang ada di lapangan secara rill gitu loh," kata Anggawira dalam diskusi produktif Kabar Bantuan Subsidi Upah Kerja FMB 9 yang disiarkan Kemekominfo TV, Kamis (12/8/2021).
Dijelaskan Angga, pemerintah juga harus bisa melihat angka tingkat pengangguran hingga tingkat keseimbangan antara pendapatan daerah satu dengan daerah yang lainnya.
Baca juga: Hipmi: Sektor UKM Harus Diberikan Ruang untuk Bangkit
Kata dia, adanya Pemberlakuan Pembatasan Mobilitas Masyarakat (PPKM) telah membuat dunia usaha menjadi terhambat.
Imbasnya, sektor usaha di sektor hilir juga mengalami guncangan.
"Kalau saya amati memang dengan adanya beberapa hambatan ekonomi melalui pengetatan ini kan otomatis mobilitas manusia ini terhambat. Ya pastinya kalau mobilitas terhambat, tentunya sektor usaha apalagi yang di hilir ini pastinya akan terimbas secara langsung," jelasnya.
Lebih lanjut, Angga menuturkan sektor usaha yang paling terdampak adalah sektor di bidang retail menjadi yang paling terdampak. Di bilang, adanya penurunan permintaan (demand) terhadap sektor usaha tersebut.
Baca juga: HIPMI Siapkan Dana Rp 21,3 Miliar untuk Bantu Penanganan Covid-19 Saat PPKM Level 4
"Tentunya sektor-sektor yang berhubungan dengan barang dan jasa di retail di sektor hilir itu yang pastinya akan terkena dampak secara langsung ya. Pastinya memang terasa sekali ya dengan adanya hambatan dari mobilitas barang dan jasa ini. Ini pastinya akan menyebabkan mereka terjadi penurunan demand seperti itu," ujar dia.
Lanjut Angga, sektor usaha di bidang energi dan bahan baku bisa dibilang terdampak tidak terlalu signifikan.
"Sektor-sektor di hulu seperti sektor-sektor energi misalnya di Tambang dan bahan baku saya rasa sih mungkin kena imbas tapi tidak terlalu signifikan dampaknya," ujarnya.