PAN 23 Tahun Bergulat dan Jatuh Bangun di Dunia Politik
Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno memimpin jajarannya untuk turut serta dalam kesempatan itu.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
Maka Saleh cenderung kurang sepakat jika ada pihak yang menganggap kerja media itu hanya membuat berita saja.
"Padahal sebetulnya media ini adalah pilar demokrasi yang dapat meluruskan berbagai tatanan politik yang dianggap tidak baik. Dan saya kira media sudah membuktikan bahwa mereka sangat penting bagi tumbuh dan kembangnya demokrasi di Indonesia," ujar Saleh.
Saleh menyebut ketika parpol tak memakai media untuk menyampaikan tanggapan atau usulan atas isu-isu terkini, belum tentu pemerintah akan tahu apa yang ada dipikiran dan benak mereka.
"Kami punya 44 orang legislator di parlemen, dari Aceh hingga Papua. Kami membutuhkan mereka untuk didengar oleh publik, pikiran mereka harus dipublikasikan secara terbuka dan bertanggung jawab. Media lah yang dapat membuat mereka didengar," katanya.
Oleh karena itu, PAN memandang penting keberadaan media. Bahkan PAN tak segan untuk bersahabat hingga bekerja sama dengan seluruh media.
Terutama dalam rangka memperkuat dan memperkokoh eksistensi demokrasi yang sudah kita miliki sebagai salah satu cara hidup di Indonesia.
"Jadi kita sudah memandang demokrasi adalah cara pandang, cara hidup kita untuk negara, oleh karena itu harus kita rawat dan kita jaga. Sekali lagi media adalah salah satu sumber dan tokoh yang penting," ujarnya.
"Dalam konteks itu, dalam pertemuan ini saya kira kita diperintahkan oleh Ketua Umum untuk media visit, sehingga nanti ada kesepakatan dan kesepahaman diantara kita. Tribun ini adalah salah satu media yang sangat luas jaringannya di Indonesia, hampir semua kota ada. Karena itulah PAN tentu akan memandang spesial dan khusus terkait keberadaan Tribun," pungkas Saleh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.