Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3 Harus Dibarengi Mitigasi Risiko
Jumeri mengatakan langkah strategis diperlukan dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek Jumeri mengatakan langkah strategis diperlukan dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
“PTM terbatas pada satuan pendidikan di wilayah PPKM level 1-3 harus diiringi dengan mitigasi risiko penularan Covid-19 dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sekaligus upaya-upaya memulihkan learning loss yang dialami peserta didik,” ujar Jumeri dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) Episode Kedua, Kamis (13/8/2021).
Baca juga: Kini Jadi Tersangka Korupsi, Bupati Bintan Apri Sujadi Ternyata Punya Harta Rp 8,7 Miliar
Jumeri mengimbau pemerintah daerah di wilayah PPKM level 1-3 menggelar PTM terbatas.
PTM terbatas dilaksanakan untuk mencegah terjadinya learning loss yang terjadi ketika peserta didik tidak memperoleh pembelajaran yang optimal.
Baca juga: Kemendikbudristek: PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3 Harus Terapkan Prokes Ketat
"Mari kita manfaatkan peluang ini untuk memajukan pendidikan kita dengan mendorong satuan pendidikan, kepala sekolah untuk memastikan, memeriksa kesiapannya, mengawasi pelaksanaanya agar PTM terbatas ini bisa berjalan dengan baik," ujar Jumeri.
Baca juga: Asesmen Nasional Hanya di Daerah yang Gelar PTM Terbatas, Kemendikbudristek Ungkap Alasannya
Jumeri menjelaskan bahwa efektivitas PTM terbatas jauh lebih tinggi dibandingkan PJJ.
Sehingga sekolah yang berada di wilayah PPKM level 1-3 didorong untuk melakukan PTM terbatas jika sudah memenuhi daftar periksa.
Kelengkapan sarana daftar periksa dan mekanisme pembelajaran sesuai protokol kesehatan di sekolah merupakan syarat wajib PTM terbatas.
"Hal ini sebagai bentuk ikhtiar dan mitigasi risiko penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan," ucap Jumeri.
Berdasarkan data yang diterima oleh Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan saat ini 93 persen sekolah di Indonesia sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. 87 persen sudah siap air bersih.
Sebagian besar sekolah sudah membentuk Satgas Covid-19, 96 persen sekolah sudah tersedia toilet yang bersih, sarana dan prasarana lainnya sudah 96 persen.
Sementara tersedianya disinfektan dan lainnya sebanyak 87 persen. Saat ini, 60 persen dari 540 ribu sekolah di Indonesia sudah diberikan izin untuk melaksanakan PTM terbatas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.