Elektabilitas AHY, Erick Tohir dan Zulhas Mulai Menyodok Masuk 10 Besar Pilpres 2024
Survei ini dilakukan pada periode 2 - 10 Agustus 2021 dengan melibatkan 1.200 responden.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai tokoh yang elektabilitasnya paling melonjak signifikan.
Kondisi serupa juga dialami Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas).
Ketika tokoh nasional ini mulai menyodok ke deretan capres meski masih berada di papan tengah.
Survei ini dilakukan pada periode 2 - 10 Agustus 2021 dengan melibatkan 1.200 responden.
Adapun pengambilan sampel memakai metode multistage random sampling, dengan sampling error 2,5 persen dan tingkat akurasi data 97 persen.
Baca juga: Survei IPO: Elektabilitas PAN Naik Signifikan Ungguli PKS
Hasilnya, elektabilitas AHY naik dari 7,1 persen pada April, ke 9,9 persen pada Agustus.
Angka ini mengungguli Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil yang sebelumnya ada di posisi teratas.
Sedangkan Erick Thohir meningkat dari 0,8 persen menjadi 4,7 persen, dan Zulkifli Hasan dari 0,7 persen menjadi 1,9 persen sekaligus mengantarkannya ke urutan 10 besar.
"Situasi ini menarik karena mereka belum sepenuhnya mempromosikan diri," terang Peneliti Utama IPO Catur Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/8/2021).
Lebih lengkapnya, berikut hasil simulasi 20 nama nominasi tokoh untuk Pilpres 2024, berdasarkan hasil survei IPO.
1. Anies Baswedan 18,7 persen
2. Ganjar Pranowo 16,5 persen
3. Sandiaga S. Uno 13,5 persen
4. AHY 9,9 persen
5. Prabowo Subianto 7,8 persen
6. Ridwan Kamil 6,2 persen
7. Erick Tohir 4,7 persen
8. Tito Karnavian 3,6 persen
9. Airlangga Hartarto 2,5 persen
10. Zulkifli Hasan 1,9 persen
11. Haedar Nashir 1,7 persen
12. Puan Maharani 0,9 persen
13. Said Aqil Siroj 0,8 persen
14. Gatot Nurmantyo 0,7 persen
15. Muhaimin Iskandar 0,5 persen
16. Luhut Binsar Pandjaitan 0,3 persen
17. Surya Paloh 0,2 persen
18. Suharso Monoarfa 0,0 persen
19. Grace Natalie 0,0 persen
20. Mahfud MD 0,0 persen.
Menurut Catur, pergerakan elektabilitas tokoh di luar nama - nama dominan, dipengaruhi beberapa faktor.
Antara lain, adanya penurunan respons pada tokoh populer seperti Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil.
Selain itu, seperti ada pemakluman publik bagi politisi yang berada di luar pemerintahan.
Sehingga mereka mampu mengungguli tokoh yang sekalipun agresif beriklan.
"Temuan IPO ini menunjukkan kegagalan promosi elit politisi, meskipun AHY juga melakukan promosi dan konsolidasi, tetapi posisinya di luar pemerintah mendapat pemakluman publik, sehingga mampu mengungguli tokoh yang agresif beriklan," pungkasnya.