Tantangan Bonus Demografi Bisa Dimanfaatkan Lewat Pendidikan Vokasi Siswa
Salah satu syarat agar bonus demografi bisa dimanfaatkan secara optimal adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk memetik keuntungan bonus demografi diperlukan pembangunan sumber daya manusia berkualitas sehingga kualitas tenaga pendidik dan guru pun perlu ditingkatkan.
Salah satu tahapan untuk mewujudkan modal manusia berkualitas dan memanfaatkan bonus demografi adalah dengan meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
Ketersediaan tenaga pendidik yang kompeten merupakan salah satu strategi pembenahan pemerintah dalam rangka memperkuat sumber daya manusia dari pendidikan kejuruan.
Dalam hal kebijakan strategis untuk sekolah kejuruan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bekerja sama dengan Dyandra Academy (PT Dyandra Promosindo) menghadirkan Digital Marketing Development Program dalam hal ini untuk pengembangan kemampuan praktis guru dan tenaga pendidik SMK di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya pada tanggal 14 – 25 Juni 2021.
"Melalui kerjasama Dyandra Academy dengan Dirjen Vokasi dari segi tenaga pendidik kami harap dapat menjadikan pendidikan kejuruan sebagai investasi jangka panjang karena dengan tenaga pendidik yang kompeten dapat menghasilkan lulusan kompeten yang sudah siap menjadi angkatan kerja yang berkompeten dan berdaya saing. Kualitas juga dengan mudah menyesuaikan dengan industri karena sejak awal sudah langsung diterjunkan ke industri," ucap Rumpoko, Director Dyandra Academy belum lama ini dikutip dari Warta Kota.
Di sisi lain mereka juga dapat membuka usaha sendiri sesuai kemampuan dan keterampilan masing-masing, menciptakan lapangan kerja baru untuk ikut andil membantu pemerintah dalam memanfaatkan bonus demografi.
Diketahui, Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang besar, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2021 sebanyak 139,81 juta orang.
Pada tahun 2020 hingga 2035 diperkirakan Indonesia akan menikmati bonus demografi dikarenakan jumlah penduduk usia produktif mencapai hampir 70 persen dari total penduduk Indonesia.
Meski memberikan banyak peluang, bonus demografi juga bisa menjadi tantangan mengingat pandemi saat ini dapat menjadi ancaman kesehatan dan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan bonus demografi.
Salah satu syarat agar bonus demografi bisa dimanfaatkan secara optimal adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Saat ini tenaga kerja yang dibutuhkan industri adalah tenaga pelaksana.
Sementara itu sebagian lulusan perguruan tinggi dicetak untuk menjadi perencana atau pemikir.
Salah satu lembaga pendidikan yang umumnya mencetak tenaga pelaksana adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan subsistem pendidikan nasional.
Untuk itu saat ini berbagai strategi telah dilaksanakan pemerintah untuk mendukung penciptaan manusia unggul khususnya pada pendidikan kejuruan atau vokasi salah satunya melalui program SMK Pusat Keunggulan (Center of Excellence).
Baca juga: Pendaftar Program Riset Terapan Vokasi Melewati Target
Melalui program ini pemerintah membenahi kurikulum pendidikan vokasi bersama industri sehingga sebagian materinya adalah praktik.
Pemerintah pun memperbaiki fasilitas dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar untuk meningkatkan kemampuan praktis pada peserta didik.
SMK Negeri 1 Brebes merupakan salah satu sekolah di provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan predikat sebagai SMK Pusat Keunggulan pada kompetensi keahlian Tata Busana.
Melalui program Center of Excellence, SMKN 1 Brebes mendapatkan bantuan beberapa hal penunjang proses pembelajaran di sekolah.
Salah satunya melalui pembangunan gedung laboratorium praktik yang turut melibatkan sekolah dalam bekerja sama dengan tim teknisi perencanaan pembangunan.
Nantinya pembangunan sarana ini diharapkan dapat memberikan pengalaman peserta didik SMK 1 Brebes sesuai dengan dunia industri yang akan dihadapi saat lulus didukung dengan pengadaan alat – alat praktek dan program pembelajaran dalam kompetensi keahlian Tata Busana.
Tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, program Center of Excellence juga menerapkan model pembelajaran TEFA (Teaching Factory) secara mandiri serta berupaya untuk menerapkan budaya kerja berstandar industri dalam pembelajaran.
"Kalau dulu di SMK siswa dididik untuk bekerja di industri, saat ini ada tambahan pelajaran untuk menjalankan bisnis. Jadi siswa nantinya tidak hanya bekerja di industri tetapi juga percaya diri untuk menjalankan bisnis sendiri," ujar ucap Drs Bejo MPd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Brebes.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem: Sektor Pendidikan Fokus Pengembangan Produk Merah Putih
SMKN 1 Brebes khususnya kompetensi keahlian tata busana bekerja sama dengan industri diantaranya Studio F+ Semarang dimana guru diberi pelatihan tentang desain busana mulai dari pemilihan bahan, pembuatan motif secara digital.
"Sehingga dalam kurikulum ini sekolah tidak hanya menyiapkan tenaga siap kerja namun juga mampu berfikir kreatif untuk melihat peluang bisnis yang ada," imbuhnya.
SMK sebagai lembaga pendidikan yang menitikberatkan pada penguasaan keahlian atau keterampilan terapan tertentu menjadi pemegang kunci dalam membekali anak bangsa kita untuk bersaing secara global di masa depan.
Strategi pembangunan pendidikan kejuruan perlu dirancang untuk memanfaatkan momentum bonus demografi nantinya. Saat ini kemahiran pendidikan kejuruan telah berubah orientasinya menjadi demand-driven dimana peserta didik disiapkan untuk kompeten dari sisi hard skill, soft skill maupun karakter.
Pemerintah menargetkan pembangunan SMK Pusat Keunggulan (Center of Excellence) mampu menjadi pusat training dan memiliki otorisasi untuk mensertifikasi guru atau siswa.
Di tahun 2020, SMK N Matesih yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah juga ditetapkan sebagai Center of Excellence pada kompetensi keahlian multimedia.
Pada tahap awalnya pemerintah mengembangkan sarana fisik SMK dalam bentuk pembangunan laboratorium, pengadaan alat praktek berstandar industri hingga menghadirkan fasilitas laboratorium berstandar industri dan dunia kerja.
Untuk mencapai target seperti yang diinginkan sebuah SMK sebagai Center of Excellence, maka pengembangan dilanjutkan dengan melakukan kerjasama dengan pihak IDUKA (Industri dan Dunia Kerja).
Dalam hal ini SMK N Matesih bekerjasama dengan PT EDUCA Sosfomedia Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan konten digital baik berupa aplikasi, games, dan animasi.
Beberapa program kerjasama dengan IDUKA adalah dalam hal sinkronisasi kurikulum, magang guru, magang siswa, guru tamu, kelas industri, penyaluran lulusan hingga sertifikasi kompetensi.
Dalam hal ini SMK berperan penting sebagai pencetak sumber daya manusia dengan usia kerja produktif.
"Dalam menghadapi fenomena bonus demografi kami melatih para siswa agar memiliki pola berpikir, wawasan dan kreatifitas yang tinggi. Melalui prospek kerja pada kompetensi keahlian multimedia seperti web designer, animator, fotografer, editor video siswa ditanamkan kesadaran serta kepekaan sosial sehingga ketika lulus mereka dapat siap terjun di dunia kerja," ucap Anita Iskhayati, Kepala Program Multimedia SMKN Matesih.