Puan Dinilai Ingin Kirimkan Pesan Damai pada Warga Sumbar saat Pakai Baju Bundo Kanduang
Pengamat nilai Puan Maharni mengirimkan pesan damai ke warga Sumbar saat memakai pakaian adat Bundo Kanduang pada upacara 17 Agustus di Istana Merdeka
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, Ketua DPR RI Puan Maharni mengirimkan pesan damai kepada warga Sumatera Barat saat memakai pakaian adat Bundo Kanduang pada upacara 17 Agustus di Istana, Selasa (17/8) kemarin.
Pesan damai yang dimaksud lantaran beberapa waktu lalu pernyataan Puan terkait warga Sumbar yang kurang Pancasilais menuai kontroversi.
"Puan ingin mengirimkan pesan damai terhadap warga Sumbar yang beberapa waktu lalu sempai ramai karena kritikannya. Apalagi yang dipakai adalah baju adat lambang kebesaran dan kemegahan perempuan Sumbar," kata Adi kepada Tribunnews, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Hadiri Upacara HUT ke-76 RI, Puan Maharani Kenakan Baju Adat Bundo Kanduang
Adi juga melihat bahwa Puan Maharani berusaha mengambil hati warga Sumbar yang sempat sakit hati karena kisruh kata-kata Puan tersebut.
"Puan ingin mengambil hati warga Sumbar setelah sempat kisruh beberapa waktu lalu. Selain itu, Puan ingin menegaskan perempuan tak bisa lagi dipandang sebelah mata, tapi perempuan juga bisa berkontribusi penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, di Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021).
Didaulat membacakan Teks Proklamasi, cucu proklamator Bung Karno tersebut mengenakan pakaian tradisional Bundo Kanduang, asal Lintau, Tanah Datar, Sumatera Barat.
“Negeri yang merdeka ini tidak hanya harus berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi, tetapi juga berkepribadian dalam budayanya,” ujar Puan mengutip Trisakti Bung Karno, Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Legislator PAN Soal Sumbar Kini Berbeda: Itu Bentuk Autokritik dari Megawati
Mantan Menko PMK ini memakai busana Bundo Kanduang bernuansa krem, merah dan emas ini.
Busana adat yang biasa disebut juga dengan Limpapeh Rumah Nan Gadang merupakan busana yang biasa dipakai oleh wanita Minang di Minangkabau, Sumatera Barat.
Sebagai informasi, busana ini biasa dipakai oleh seorang wanita yang telah dewasa atau yang telah menikah, dengan memakai Tingkuluak Balenggek, penutup kepala yang berasal dari Lintau, Tanah Datar.
Oleh wanita Minang, busana Bunda Kanduang biasa dipakai pada acara adat seperti pernikahan, pengangkatan datuak, dan lainnya.
Makna dari busana ini adalah merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga.