PKB: Dari Awal Sebaiknya Memang PAN Bersama-sama di Koalisi
Jazilul Fawaid mengatakan bahwa sebenarnya koalisi ini lebih menyangkut pertemanan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan sejumlah petinggi partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara pada Rabu (25/8/2021) memunculkan berbagai spekulasi.
Salah satu yang kuat berhembus adalah kemungkinan bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan bahwa sebenarnya koalisi ini lebih menyangkut pertemanan.
”Apalagi sekarang keadaan kita sedang sulit, pemerintahan menghadapi Covid-19 ini memang tidak mudah makanya butuh kekompakan dan dukungan dari berbagai pihak,” kata Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid kepada wartawan, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Zulhas Diundang Pertemuan di Istana, PAN Jadi Sahabat Baru Koalisi Pendukung Jokowi-Maruf Amin
Apalagi, kata Gus Jazil yang juga Wakil Ketua MPR RI, tahun ini dan tahun depan bakal menjadi momentum penting secara politik menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Jokowi-Kiai Ma’ruf pada 2024.
”Tentu Pak Presiden ingin kondisi masyarakat, kondisi sosial ekonomi ini pulih menjelang berakhirnya kepemimpinan beliau makanya masyarakat saya yakin mestinya memberikan apresiasi dukungan terhadap silaturahim yang dilakukan para elite parpol koalisi di Istana Negara,” tuturnya.
Dikatakan Gus Jazil, pertemuan para petinggi parpol keoalisi tersebut setidaknya memberikan pesan positif kepada masyarakat bahwa di tengah kondisi sulit saat ini, para elite politik sudah duduk bersama dalam satu meja.
”Tentu kita tunggu apa kira-kira kebijakan berikutnya dari pertemuan ini,” urainya.
Mengenai kemungkinan masuknya PAN dalam koalisi, Gus Jazil menegaskan bahwa PKB tidak mempermasalahkannya.
”Ya mau tidak mau PAN memang harus masuk. Kami dari awal memang sebaiknya PAN lebih baik bersama-sama. Bagi PKB, dari awal tidak pernah cari musuh. Bagi PKB, seribu teman itu terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” kata Gus Jazil.
Apakah nantinya jika PAN benar masuk koalisi berarti aka nada reshuffle kabinet? Gus Jazil mengatakan terlalu dini untuk membicarakan soal bagi-bagi kursi.
”Ini terlalu dini, belum tentu. Kita tunggu saja apa yang akan diambil atau tindak lanjut dari pertemuan sore kemarin. Pertemuann itu menurut saya lebih kepada pertemuan yang sesungguhnya lama tidak dilakukan parpol koalisi, giliran bertemu kita punya teman baru (PAN),” ujarnya.
Dikatakan Gus Jazil, di tengah kondisi pandemi seperti ini dimana rakyat mengalami banyak kesulitan, tidak cukup pantas untuk menilai pertemuan partai-partai politik kemudian langsung dipresepsikan untuk membicarakan bagi-bagi kursi.
“Menurut saya bukan itu yang menjadi kehendak rakyat saat ini. Tapi itu hakl prerogatifnya Presiden. Bagi PKB, tanpa harus bertemu kalau Presiden mau mengganti atau menambah (menteri) silakan, itu hak prerogatifnya Presiden. Itulah yang selama ini PKB menghormati mana yang menjadi hak prerogatifnya Presiden,” tegas Gus Jazil.