Prediksi BMKG: Puncak Musim Hujan akan Terjadi pada Januari - Februari 2022
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan update terkait prakiraan musim hujan di Indonesia untuk tahun 2021/2022.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan update terkait prakiraan musim hujan di Indonesia untuk tahun 2021/2022.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, untuk awal musim hujan akan masuk lebih awal yakni pada September hingga November 2021.
Sedangkan untuk puncaknya, kata dia, akan terjadi pada Januari - Februari 2022, dan itu terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia.
"Puncak musim hujan 2021/2022 di sebagian besar daerah diperkirakan pada bulan Januari dan Februari 2022, yaitu di sebanyak 244 Zona Musim (ZOM) atau 71,3 persen," kata Dwikorita dalam menyampaikan prediksi prakiraan cuaca secara daring, Kamis (26/8/2021).
Kendati begitu kata dia, untuk periode musim hujan secara keseluruhan atau umum di Indonesia akan terjadi pada periode Oktober 2021 hingga Maret 2022.
Lebih jauh, Dwikorita menjabarkan, dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia secara keseluruhan, sebanyak 14,6 persen di antaranya diprediksi akan mengawali musim hujan pada September 2021.
Wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan pada September tersebut yakni terjadi di Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan.
Kemudian 39,1 persen wilayah pada Oktober 2021, meliputi Sumatra bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali.
Sementara itu, sebanyak 28,7 persen wilayah lainnya akan mengalami musim hujan pada November 2021, meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali - Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Baca juga: BMKG: Sebagian Wilayah akan Alami Musim Hujan Lebih Awal pada September, Oktober dan November 2021
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis awal musim hujan pada periode 1981-2010, maka Awal Musim Hujan di 2021/2022 di Indonesia diprakirakan maju untuk 157 ZOM (45,9 persen), dalam waktu yang sama pada 132 ZOM (38,6 persen), dan mundur pada 53 ZOM (15,5 persen),” terangnya.
Dwikorita menerangkan, secara umum, sifat hujan selama Musim Hujan 2021/2022 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 244 ZOM (71,4 persen).
"Sedangkan, sejumlah 88 ZOM (25,7 persen) akan mengalami kondisi musim hujan atas normal (lebih basah dari biasanya) dan 10 ZOM (2,9 persen) akan mengalami musim hujan bawah normal (lebih kering)," ucapnya.
Sebelumnya, Dwikorita dalam prediksi pihaknya dalam hal ini BMKG mengatakan, terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang akan mengalami musim hujan dengan intensitas lebih tinggi dibanding biasanya.
Setidaknya ada 13 Provinsi atau wilayah di Indoensia yang akan mengalami musim hujan dengan intensitas tinggi tersebut.
"Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian Barat hingga Selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian Barat, Pulau Seram bagian Selatan dan Papua bagian Selatan," tutur Dwikorita.
Kendati begitu pihaknya tidak menyampaikan secara detail sampai ke wilayah Kabupaten atau Kecamatan di tiap wilayah tersebut.
Sebab kata dia, akan ada perbedaan cuaca atau kondisi yang variatif dari setiap Kabupaten dan Kecamatan di tiap Provinsi yang disebutkannya.
"Untuk skala Kabupaten dan Kecamatan artinya dalam satu provinsi itu tentunya tidak seragam yang kami sampaikan adalah secara general untuk detailnya silahkan cek di aplikasi mobile phone infobmkg," jelasnya.
Atas dasar itu dirinya mengimbau kepada Pemerintah atau masyarakat setempat yang berada di wilayah tersebut untuk sedianya melakukan penanganan lebih awal.
Hal itu dilakukan guna menghindari dan mengurangi resiko bencana terlebih untuk wilayah yang kerap terjadi banjir, Tanah Longsor hingga tanah bergerak.
“Perlu menjadi perhatian bersama, terutama di wilayah-wilayah rawan banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak seiring intensitas curah hujan yang akan terus semakin meninggi,” tukasnya.