RI Sodorkan Empat Isu Prioritas Ketenagakerjaan Jelang Presidensi G20 Tahun 2022
Indonesia (RI) menyodorkan empat isu prioritas untuk diusung Presidensi Indonesia di ajang G20 Tahun 2022 di bidang Ketenagakerjaan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia (RI) menyodorkan empat isu prioritas untuk diusung Presidensi Indonesia di ajang G20 Tahun 2022 di bidang Ketenagakerjaan.
Presidensi RI bertajuk Improving the Employment Condition to Recover Together, yakni Memperbaiki Kondisi Ketenagakerjaan untuk Kembali Pulih Bersama.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi membeberkan keempat isu prioritas yang akan diajukan dalam forum G20 di Rakor Pembahasan Substansi Persiapan Pertemuan Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 Presidensi RI 2022 di Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Kemenaker Terunkan Tim Pengawas K3 Respons Kejadian Kecelakaan Mall Margo City
Pertama, terkait Sustainable Job Creation Towards Changing World of Work atau Penciptaan Lapangan Kerja yang Berkelanjutan dalam Menghadapi Perubahan Dunia Kerja.
Kedua, Inclusive Labour Market and Job Quotas for people with Disabilities atau Pasar Tenaga Kerja Inklusif dan Kuota Kerja bagi Penyandang Disabilitas.
Ketiga, Human Capacity Development for Sustainable Growth of Productivity atau Pengembangan Kapasitas Manusia untuk Pertumbuhan Produktivitas yang Berkelanjutan.
Keempat, Adaptive Labour Protection in the Changing World of Work atau Perlindungan Tenaga Kerja Adaptif terhadap Perubahan Dunia Kerja.
"Kita semua sudah melalui banyak diskusi dalam rangka kurasi, pengayaan, dan pemantapan keempat isu tersebut untuk bisa sampai ke hari ini," ujar Anwar Sanusi, Selasa (1/9/2021)
Baca juga: Menaker Ungkap Alasan Penghentian Sementara Penempatan PMI Keluar Negeri
Anwar Sanusi menambahkan, sejalan empat isu prioritas tersebut, maka diperlukan pendekatan dan sasaran kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan pasar kerja yang berkelanjutan dan inklusif.
Termasuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan angkatan kerja; serta memastikan perlindungan yang adaptif bagi semua pekerja di masa pemulihan dan era otomatisasi.
"Pendekatan lainnya yakni meningkatkan aksi kolektif global dalam rangka pemulihan sektor ketenagakerjaan akibat pandemi," ujar Anwar Sanusi
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan secara global.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan kehilangan jam kerja sebesar 8,8 persen atau setara dengan 225 juta pekerjaan penuh waktu.
"ILO memperkirakan bahwa pengangguran global meningkat sebesar 33 juta dan tingkat pengangguran meningkat sebesar 1,1 persen," katanya.
Baca juga: Masuk Kriteria Tapi Belum Terima BSU Rp 1 Juta? Ini Penjelasan Menaker
Anwar berujar , Menaker Ida Fauziyah telah memberi arahan agar Forum G20 mampu menghasilkan komitmen bersama.
Termasuk serta strategi-strategi efektif dan konkrit dalam memperluas kesempatan kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang lebih accessible, sustainable, dan inclusive.
"Semoga proses yang telah kita lalui dan apa yang telah kita upayakan dapat menghasilkan hal yang tidak hanya mengedepankan kepentingan Indonesia dan negara-negara anggota G20, tetapi juga dapat mewakili ASEAN dan global, " ujar Anwar Sanusi.