Para Ulama Asia Soroti Disinformasi Sebabkan Penindasan Muslim di Dunia
Ulama Asia Tenggara dan Australia menyoroti disinformasi yang menyebabkan terjadinya penindasan terhadap kelompok muslim di dunia.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ulama Asia Tenggara dan Australia menyoroti disinformasi yang menyebabkan terjadinya penindasan terhadap kelompok muslim di dunia.
Para ulama mengimbau masyarakat dunia untuk mengedepankan sikap Tabayun dalam menerima informasi terkait penindasan Muslim Internasional dan vaksinasi Covid-19.
Hal ini disampaikan dalam dialog bertema “Bijak Menyerap Informasi Melalui Konsep Tabayun”.
Para ulama menyatakan bahwa krisis informasi yang keliru telah menciptakan situasi umat Islam semakin tertindas dan menjadi korban.
Ustaz Marzuki MN mengatakan, para ulama Asia Tenggara dan Australia memiliki keprihatinan yang mendalam terkait kekerasan terhadap muslim di daerah yang dilanda konflik.
Seperti Palestina, Kashmir, pengungsi Suriah, serta pengungsi Rohingya dan Uighur di Xianjiang.
“Oleh karena itu, kami menyerukan kepada semua pemerintah untuk menahan diri dan memungkinkan pelaporan informasi yang transparan dan adil dalam semangat tabayun,” ujar Ustaz Marzuki MN dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/9).
Baca juga: YouTuber Muhammad Kece Dipastikan Diproses Hukum Karena Meresahkan Umat Muslim
Dalam dialog tersebut dijelaskan bahwa Islam mengenalkan prinsip tabayun untuk menegakkan etika yang baik dalam menverifikasi, mengklarifikasi, dan menvalidasi informasi yang keliru.
Selain menyoroti tentang penindasan muslim Internasional, para ulama tersebut juga menyoroti tentang isu vaksin Covid-19.
Menurut mereka, pandemi Covid-19 telah menciptakan lingkungan yang tidak pasti dan menimbulkan informasi keliru dalam kampanye yang menyebarkan informasi palsu.
Kekeliruan informasi termasuk tentang Covid-19, seperti asal-asul virus, kemajuan vaksin, serta kualitas dan kebenaran vaksin. Sebab, para ulama percaya bahwa vaksin adalah solusi yang baik untuk penanganan pandemi Covid-19.
Pimpinan Al-Khadeem Malaysia, S. Hussain mengatakan, retorika anti-China dan Yurisdikasi lain telah mendeskriditkan inisiatif vaksin dari China dan memperburuk keraguan vaksin, sehingga mengganggu upaya pemerintah dalam menyelamatkan banyak nyawa.
“Meskipun vaksin China dianggap kurang manjur, tapi vaksin tersebut dapat mengurangi risiko penyakit, rawat inap, dan kematian,” ucap Hussain.
Dialog ini diikuti para ulama dari berbagai negara di Asia Tenggara dan Australia, seperti S. Hussain dari Malaysia, Abdul Rahman Linzaq dari Filipina, Wael Ibrahim dari Australia, dan Muhammad Azrin dari Singapura.
Sedangkan dari Indonesia sendiri diwakili oleh Ustaz Marzuki MN, Amin Ramzy dari Intitut Islam Darul Huffaz, dan Ali Imran dari Baitul Qur’an.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.