Sambil Menyelam Minum Air, Zulhariansah Sukses Selamatkan Lingkungan Lewat Bisnis Paving Blok Sampah
Setiap harinya, pria yang akrab disapa Anca ini dengan tekun mengolah sampah plastik untuk menghasilkan barang bernilai berupa paving block.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Penanggulangan atas permasalahan lingkungan membutuhkan peran aktif dari masyarakat serta kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk juga dalam hal pengendalian limbah dan sampah.
Sampah yang kerap menjadi sumber pencemaran lingkungan di tanah air sendiri ada berbagai macam. Mulai dari sampah tekstil, sampah elektronik, hingga sampah plastik.
Dilansir dari situs resmi Indonesia Baik, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. Hal ini kian menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan ekosistem di sekitarnya.
Padahal, jika diolah dengan baik, sampah plastik dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menguntungkan. Mengutip dari sumber yang sama, disebutkan bahwa daur ulang sampah plastik dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik.
Besarnya peluang dalam berbisnis sampah, tidak sedikit pihak yang mulai menunjukkan kepedulian dan membangun usaha untuk mendaur ulang sampah plastik, serta jenis sampah lainnya. Salah satunya adalah pria asal Bangka Belitung, Zulhariansah (35).
Bersama dengan Komunitas Peduli Sampah Pangkalpinang (PGK), setiap harinya, pria yang akrab disapa Anca ini dengan tekun mengolah sampah plastik untuk menghasilkan barang bernilai berupa paving block.
Ide kreatif untuk atasi permasalahan lingkungan
Ide untuk memulai bisnis ini terlintas di benak Anca dari pekerjaannya sebagai pengambil sampah di Satuan Tugas Semua Sampah Hilang Gale (Satgas Smile), Kelurahan Air Kepala Tujuh, Bangka Belitung.
Sebagai pengambil sampah, sudah hal yang lazim bagi Anca untuk berhadapan dengan tumpukan sampah dari hari ke hari.
Sembari melaksanakan tugasnya, Anca pun mulai merasa prihatin. Pasalnya, setiap hari ia terus menyaksikan bagaimana sampah-sampah yang dipungutnya berakhir menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) Parit Enam, dikarenakan tidak terdapatnya pengelolaan yang memadai terhadap limbah yang ada.
Pengalaman tersebutlah yang memberikannya alasan untuk memulai bisnis daur ulang sampah. Ia ingin sampah-sampah yang diambilnya dapat menjadi suatu barang yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
Dari situ, terbesit ide kreatif untuk mendirikan komunitas peduli sampah yang memanfaatkan dan mendaur ulang sampah-sampah plastik yang ia kumpulkan sehari-harinya.
"Kita melakukan terobosan ini karena bentuk keprihatinan kita kepada lingkungan. Lalu saya lihat juga sampah plastik ini tidak diperhatikan orang-orang. Jadi kami terinspirasi membentuk komunitas bersama Pak Bhabin Air Kepala Tujuh untuk membuat terobosan paving block ramah lingkungan dari sampah plastik," ungkap Anca saat ditemui Bangkapos.com, Kamis (7/1/2021) di Komunitas Peduli Sampah PGK.
Berbekal panci dan kayu bakar serta ilmu otodidak
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.