Komisi III Apresiasi Penanganan Covid-19 di NTB
Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengapresiasi penanganan pandemi Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengapresiasi penanganan pandemi Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam rapat dengan Kapolda NTB Irjen Muhammad Iqbal yang didampingi beberapa Pejabat Utama (PJU) lingkup Polda NTB di Tribun Lumbung Lapangan Bhara Daks, Herman mengungkapkan pihaknya mendengar bahwa penanganan pandemi Covid-19 di NTB mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Sehingga, dikatakan Herman, pihaknya dalam menjalani fungsi pengawasan ingin membuktikan benar tidaknya apresiasi itu diberikan atas dasar fakta yang ada di lapangan.
Baca juga: Rakor DPD di Batam, Ahmad Muzani Serukan Kader Gerindra Menjadi Pendekar dan Penjaga NKRI
“Dalam kunjungan spesifik ini, kami melihat data, mendengar penjelasan, dan melihat di lapangan bahwa memang Kapolda telah melakukan langkah-langkah strategis, di dalam menjalankan fungsi yang melebihi dari kewajiban tugasnya. Kapolda NTB berhasil melakukan tekanan sedemikian rupa terhadap pandemi ini, sehingga kami memberikan apresiasi,” katanya dalam keterangan yang diterima, Minggu (12/9/2021).
Namun demikian, lanjut Herman Hery yang memimpin rombongan kunjungan spesifik, yang diwakili tiga anggota di antaranya Romo Muhammad Syafi’i, Nasir Djamil, dan Sari Yuliati itu, Polda NTB juga berhadapan dengan tantangan yang cukup besar, yakni even internasional World Superbike Champion dan MotoGP.
Baca juga: Kuasa Hukum MS: Kami Selalu Dipanggil ke Media, tapi Hingga Kini Pimpinan KPI Tidak Mau Menemui
Selain itu, Polda NTB juga berhadapan dengan urusan-urusan lokal seperti pembebasan lahan, dimana ada pihak-pihak yang merasa belum bisa diselesaikan.
“Ini tantangan yang tidak gampang buat Kapolda. Oleh sebab itu selain apresiasi yang kami berikan, kami juga mendukung Kapolda dan memberikan masukan-masukan yang perlu, agar Kapolda bisa selesaikan semua tantangan ini dengan cara yang persuasif, dengan cara yang humanis namun penuh dengan ketegasan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III DPR RI dari F-PKS, Nasir Djamil.
Dia melihat ada terobosan yang cukup positif dan ini dilakukan oleh Kapolda NTB dan seluruh jajarannya.
“Karena itu, sebagai bagian dari anggota Komisi III saya ingin memberikan apresiasi dan mudah ini tidak membuat kita lengah,” kata Nasir.
Baca juga: Mahfud MD Imbau Aparat Terus Matangkan Rencana Pengamanan PON XX dan Peparnas XVI di Papua
Sebelumnya, Irjen Iqbal memaparkan berbagai langkah dan strategi yang dilakukan, dalam penanganan pandemi Covid-19 yang dalam pelaksanaannya selalu bersinergi dengan TNI dan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Sejak awal (pandemi covid-19, red) satu setengah tahun yang lalu di angka 26.574. Alhamdulillah, sembuh 24.901 dan meninggal 853. Sejak kemarin kita sudah bisa mengidentifikasi hampir satu bulan kasus terkonfirmasi (Covid-19, red) cenderung agak menurun, sembuh meningkat, dan meninggal landai,” imbuhnya.
Dijelaskan Kapolda M Iqbal, angka terpapar (serangan Covid-19) di NTB masih berada di bawah angka terpapar nasional yakni 518,5 per 100 ribu populasi. Sementara Case Fatality Rate (CFR) juga masih berada di bawah CFR nasional yakni 3,2.
“Kalau kita melihat bahwa di bawah level nasional, Nusa Tenggara Barat masih sangat bisa mengendalikan Covid secara umum,” tandasnya.
Lebih jauh dia juga memaparkan terkat berbagai strategi yang dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19 di NTB, baik melalui program Kampung Sehat berbasis lomba, Kampanye Sehat saat pelaksanaan Pilkada serentak, penerapan dan pengetatan protokol kesehatan, PPKM, dan program vaksinasi dengan membentuk tim vaksinator hingga ke tingkat pemerintahan terendah (dusun dan RT).
Dalam kesempatan tersebut, eks Kadiv Humas Polri itu juga menjelaskan terkait ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR), termasuk tingkat keterisian rumah sakit yang terus menurun.
“Alhamdulillah, tingkat keterisian rumah sakit menurun. Bahkan masing-masing rumah sakit banyak yang sudah kosong, tidak ada yang rawat inap, karena banyak tanpa gejala yang kita lakukan treatment di tempat isolasi terpusat,” tandasnya.