Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Kasatgas Operasi Madago Raya, Tewaskan Santoso pada 2016, Kini Lumpuhkan Ali Kalora 

Adapun sosok di balik aksi pelumpuhan Ali Kalora sebagai gembong teroris MIT tak lepas dari sosok pemimpin Satgas Operasi Madago Raya, Kapolda Sulteng

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
zoom-in Sosok Kasatgas Operasi Madago Raya, Tewaskan Santoso pada 2016, Kini Lumpuhkan Ali Kalora 
Kompas.com/ Mansur
Rudy Sufahriadi saat menjabat Kapolda Sulteng pada 2016. Brigjen Pol Rudy Sufahriadi memperlihatkan dua orang DPO yang diduga tewas usai terlibat baku tembak, Kamis (10/11/2016) 

TRIBUNNEWS.COM - Satgas Operasi Madago Raya menumpas dua teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Pimpinan MIT, Ali Kalora dan seorang anak buahnya tewas dalam baku tembak pada Sabtu (18/9/2021) di daerah Astina, Kecamatan Torue, Kabuoaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Adapun sosok di balik aksi pelumpuhan Ali Kalora sebagai gembong teroris MIT tak lepas dari sosok pemimpin Satgas Operasi Madago Raya.

Ialah Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Irjen Rudy Sufahriadi bukan orang baru terlibat dalam penumpasan teroris MIT, termasuk di Poso.

Baca juga: Ali Kalora Tewas dalam Kontak Tembak di Parigi Moutong, Polisi Amankan Dua Buah Bom

Profil Ali Kalora, pentolan teroris MIT Poso yang dikabarkan ditembak mati
Profil Ali Kalora, pentolan teroris MIT Poso yang dikabarkan ditembak mati (kolase tribunnews/TribunPalu)

Ia pernah menjadi Kapolres Poso pada 2005.

Bahkan, buron teroris MIT bernama Santoso dilumpuhkan saat Rudy Sufahriadi mengemban tugas Kapolda Sulteng pada 2016.

BERITA REKOMENDASI

Inilah fakta-fakta Irjen Pol Rudy Sufahriadi terlbat dalam perburuan teroris MIT di Sulawesi Tengah.

Dua Kali Jabat Kapolda Sulteng

Pernah diberitakan Tribunnews.com, Irjen Pol Rudy Sufahriadi menerima mutasi keduanya sebagai Kapolda Sulteng pada 25 Agustus 2021.

Rotasi di tubuh Polri itu tertuang dalam surat telegram bernomor ST/1701/VIII/KEP/2021 tertanggal 25 Agustus 2021.

Surat itu ditandatangani oleh As Kapolri Bidang SDM Irjen Pol Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Ia menggantikan posisi Irjen Pol Abdul Rakhman Baso yang dimutasi dari jabatannya dalam rangka pensiun.

Pada 2016 sampai 2018, dirinya menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Rudy juga terlibat dalam perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala (Kini Operasi Madago Raya).

Tumpas Teroris Santoso

Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. (istimewa)

Masih dari artikel yang sama, jejaknya dalam menindak kasus terorisme makin dikenal publik saat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Terhitung, Rudy Sufahriadi menduduki jabatan itu selama dua tahun, yakni dari 2016 hingga 2018.

Kala itu, ia juga terlibat dalam operasi perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala.

Operasi Tinombala ini merupakan operasi gabungan yang terdiri dari sejumlah pasukan elite dari Polri dan TNI.

Hingga akhirnya, kelompok Santoso yang sembunyi di hutan belantara kawasan pegunungan di Poso itu bisa dilumpuhkan.

Profil Rudy Sufahriadi

Rudy Sufahriadi lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 23 Agustus 1965 silam.

Ia memasuki Akademi Kepolisian pada 1988.

Kemudian, Rudy melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1996.

Di internal kepolisian, jenderal bintang dua ini akrab disapa Rudy Gajah.

Ia pernah bergabung dalam satuan elite pemberantas teroris, Densus 88.

Rudy juga sempat bertugas di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Pada 2005, Rudy Sufahriadi ditunjuk menjadi Kapolres Poso, Sulawesi Tengah.

Dua tahun di Poso, Rudy ditarik ke Jakarta.

Ia sempat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2007.

Lalu, ia menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya pada 2007.

Rudy kemudian diangkat menjadi Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara pada 2009.

Ia menjadi Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri pada 2010.

Lalu, Rudy menjadi Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2010 sampai 2016.

Pada 2016 sampai 2018, dirinya menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Bahkan, Rudy juga terlibat dalam perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala.

Setelah menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, ia diangkat menjadi Kepala Korps Brimob Polri pada 2018.

Tahun berikutnya, Rudy diangkat menjadi asisten operasi Kapolri.

Setelah itu, Rudy Sufahriadi resmi menjabat menjadi Kapolda Jawa Barat pada 26 April 2019.

Pada November 2020, Rudy mengmban Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.

Tepat pada 25 Agustus 2021 lalu, ia kembali bertugas sebagai Kapolda Sulteng.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi saat meninjau situasi di Gedung DPRD Jabar, Senin (23/9/2019).
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi saat meninjau situasi di Gedung DPRD Jabar, Senin (23/9/2019). ((KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI))

Berikut fakta-fakta tewasnya Ali Kalora:

Baca juga: Fakta-fakta Tewasnya Ali Kalora, Posisi Jenazah hingga Penjelasan Kapolda Sulteng

Tewas bersama 1 DPO Lainnya

Ali Kalora tewas bersama satu Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris lainnya yakni Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama.

Keduanya terlibat baku tembak dengan personel Satgas Madago Raya.

Kabar baku tembak ini dibenarkan oleh Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI H Farid Makruf.

"Iya benar. Memang terjadi kontak tembak dengan 2 DPO. Namun, kepastiannya nanti. Saat ini saya bersama Pak Kapolda, masih menuju TKP," kata Danrem Farid, melalui pesan WhatsApp, Sabtu (18/9/2021), dikutip dari Kompas.com. 

Dengan tewasnya dua DPO teroris ini, kini tersisa empat DPO yang terus dikejar Satgas Madago Raya yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Terkait kabar tewasnya Ali Kalora ini, beredar foto sesosok mayat berambut panjang dengan tas ransel di punggungnya tergeletak di jalan.

Pria dalam foto tersebut disebut-sebut adalah Ali Kalora, panglima Teroris Poso di Pegunungan Poso yang sudah menjadi target Satgas Madago Raya, sebelumnya bernama Satgas Tinombala, sejak 2016. 

Jenazah Ali Kalora Sudah Dievakuasi ke Palu

Waksatgas Humas Operasi Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono mengatakan jenazah Ali Kalora sudah dievakuasi dan tiba di Palu sekira pukul 04.00, Minggu (19/9/2021). 

Proses evakuasi tidak mudah karena sempat terkendala medan yang sulit dan gelap.

"Sudah dievakuasi dan tiba jam 4 subuh di RS Bhayangkara," ujar Waksatgas Humas Operasi Madago Raya, Minggu pagi, dikutip dari TribunPalu. 

Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi memberikan penjelasan terkait tewasnya Ali Kalora

Menurut Irjen Rudy, saat baku tembak terjadi, Ali Kalora hanya bersama seorang anak buahnya. 

Keduanya sudah berpisah dari kelompok teroris Poso lainnya. 

"Hanya mereka berdua, terpisah sudah berapa bulan," kata Irjen Pol Rudy Sufahriadi yang juga menjabat Kepala Satgas Madago Raya, Minggu (19/9/2021), dikutip dari TribunPalu.

Rudy menerangkan, berdasarkan bukti dan hasil pendalaman aparat, pihaknya memastikan dua DPO yang tewas itu adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima. 

"Jenazah keduanya sudah ada di rumah sakit Polri di Kota Palu," tambah Rudy.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Theresia Felisiani/Daryono) (TribunPalu/Ketut Suta) (Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas