Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Densus 88 Jelaskan Sejarah Terbentuknya Mujahidin Indonesia Timur/MIT di Poso

Kombes Aswin Siregar menyampaikan sejarah terbentuknya MIT Poso tidak terlepas dengan kelompok teroris hingga konflik yang ada di Poso.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Densus 88 Jelaskan Sejarah Terbentuknya Mujahidin Indonesia Timur/MIT di Poso
Foto Istimewa via Tribun Palu
Foto Anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) pimpinan Ali Kalora. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Densus 88 Antiteror Polri menjelaskan sejarah panjang terbentuknya Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso menyusul tewasnya pimpinannya Ali Ahmad atau Ali Kalora dalam baku tembak pada pekan lalu.

Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyampaikan sejarah terbentuknya MIT Poso tidak terlepas dengan kelompok teroris hingga konflik yang ada di Poso.

"Terbentuknya Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tidak bisa dilepaskan dari Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Konflik Poso, dan tentunya tidak bisa terlepas dari sosok paling penting dari gerakan organisasi teror di Indonesia, Abu Bakar Ba’asyir," kata Aswin dalam keterangannya, Sabtu (25/9/2021).

Dijelaskan Aswin, MIT Poso merupakan jaringan kelompok teroris yang beroperasi di wilayah pegunungan Kabupaten Poso, Parigi Moutong dan Sigi di Sulawesi Tengah. 

Baca juga: Pentolan Teroris Poso Ali Kalora Ditembak Mati Densus 88 Saat Jemput Logistik dari Warga

Menurutnya, kelahiran MIT didasari oleh JAT yang merupakan jaringan organisasi teror yang didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir (ABB) pada tahun 2008.

ABB sendiri adalah pendiri Jamaah Islamiyah (JI) bersama Abdullah sungkar di Malaysia pada 1993.

Berita Rekomendasi

"Abu Bakar Ba’asyir mendirikan JAT bersama Abu Tholut. Salah satu anggota JAT adalah Santoso alias Abu Wardah, yang kemudian diangkat menjadi pemimpin Komando JAT di Poso atau yang lebih dikenal dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT)," jelasnya.

Ia menerangkan salah satu anggota JAT yang lain bernama Bahrumsyah ditunjuk menjadi pemimpin Komando Mujahidin Indonesia Barat (MIB). 

Berdasarkan hasil pendalaman saat itu pada 2009, Dulmatin menetapkan Aceh sebagai episentrum aliansi kelompok jihad Lintas Tanzim Aceh dan menjadikan Aceh sebagai Qoidah Aminah atau daerah basis pelatihan militer. 

"Kepolisian berhasil mengendus kegiatan latihan militer mereka di daerah Jantho Aceh dan memburu semua peserta pelatihan itu termasuk Abu Bakar Ba’asyir. Dulmatin tewas dalam kontak tembak dengan Densus 88 di daerah Ciputat setahun berikutnya. Salah satu peserta, Santoso alias Abu Wardah, lari ke Poso dan ditahbiskan sebagai Amir Asykari sayap militer JAT cabang Poso," jelasnya.

Pada 2010, Santoso dalam pelariannya melaksanakan Qoidah Aminah Tanzim jihad Negara Islam. Aswin menuturkan Santoso melakukan perekrutan anggota, mengumpulkan senjata dan melakukan pelatihan militer di Gunung Mauro, Gunung Biru dan Tamanjeka.

"Semuanya di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Berkat kegigihannya tersebut, Santoso diangkat menjadi pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada tahun 2012," jelasnya.

Selama masa kepemimpinan Santoso, kata Aswin, berbagai aksi teror dilakukan oleh MIT.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas