Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perempuan Rentan Kekerasan Selama Pandemi, Annisa Yudhoyono: Perempuan Harus Punya Daya Saing

Annisa mengungkapkan 82 persen wanita di seluruh dunia mengalami penurunan pendapatan yang signifikan serta kehilangan pekerjaan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Perempuan Rentan Kekerasan Selama Pandemi, Annisa Yudhoyono: Perempuan Harus Punya Daya Saing
Ist
Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Srikandi Demokrat,  saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat di Jakarta, Sabtu (25/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membawa dampak tersendiri bagi perempuan.

"Pada masa pandemi ini, beban perempuan sebagai manajer rumah tangga menjadi berlipat ganda karena seluruh anggota keluarga ada di rumah dan melakukan kegiatan serempak," kata Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Srikandi Demokrat,  saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat di Jakarta, Sabtu (25/9/2021).

Menurut dia beban ganda yang diemban perempian ini berpotensi memicu ketidakharmonisan rumah tangga dan membuat perempuan makin rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Mengutip UN Women survey, Annisa mengungkapkan 82 persen wanita di seluruh dunia mengalami penurunan pendapatan yang signifikan serta kehilangan pekerjaan.

"Karena itu perempuan harus memiliki daya saing baik secara individual maupun komunal," ujar Annisa.

"Daya saing adalah bagaimana meningkatkan nilai diri kita, mengembangkan keunggulan diri dalam usaha apapun yang kita lakukan," katanya menambahkan.

Baca juga: Dukcapil: Jumlah Penduduk Lelaki Sebanyak 137 Juta, Perempuan 134 juta

Dengan topik 'Perempuan Tangguh di Masa Pandemi: Meningkatkan Daya Saing dan Daya Tahan Perempuan', webinar ini diikuti dua ribu peserta dari berbagai tempat di Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan selama masa pandemi, perempuan dibayang-bayangi resiko kesehatan yang lebih tinggi, baik mental maupun fisik.

Tapi Andy optimis.

"Perempuan itu selalu mampu ya, keluar dari situasi-situasi yang paling pelik. Kita lihat pada masa-masa konflik dan kerusuhan. Perempuan itu seperti legenda burung Phoenix, selalu bisa hidup dari wreckage, bangkit dari abu kerusakan," papar Andy.

Psikolog keluarga dan praktisi konseling kesehatan mental Ita D. Azly mengungkapkan cara agar perempuan bisa menjadi tangguh.

"Perempuan harus membangun kesadaran diri (awareness), sebagai dasar untuk mengembangkan diri," kata Ita,


"Kita perlu membangun kompetensi diri dan kemudian kompetensi sosial."

Di sisi lain, praktisi teknologi dan green economy Thilma Komaling mengingatkan semangat dan daya juang saja belum cukup.

"Kita harus mampu memanfaatkan teknologi. Menghadapi era digital, perempuan harus bisa: Bertahan, Berubah dan Belajar," kata Thilma.

Senada dengan itu, CEO startup @kamiidea Istafiana Candarini berbagi resep bagi para perempuan.

"Set goals dengan jelas, find your passion, kira-kira kita bisa melakukan apa, supaya kita bisa mencapai target dan tetap happy," pesan Istafiana.

Webinar Nasional ini dihadiri juga Ketua Persaudaraan Istri Anggota (PIA) Fraksi Partai Demokrat DPR RI Aliya Rajasa Yudhoyono, anggota F-PD DPR RI Hj. Meilani Suharli dan ketua panitia Dr. Susilawati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas