Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Bahas Peluang KSAL Yudo Margono Jadi Panglima TNI, Pengamat: Karier Mentereng, tapi Tak Ada Jaminan

Pengamat menyinggung peluang KSAL Yudo Margono menjadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Bahas Peluang KSAL Yudo Margono Jadi Panglima TNI, Pengamat: Karier Mentereng, tapi Tak Ada Jaminan
Kompas.com/Hadi Maulana
KSAL Laksamana Yudo Margono. Pengamat menyinggung peluang Yudo Margono menjadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, membahas soal peluang Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono menjadi Panglima TNI selanjutnya.

Diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki pensiun pada November 2021 mendatang.

Terkait hal itu, Jamiluddin menilai peluang Yudo menggantikan Hadi terbilang kecil.

Pasalnya, selama ini Yudo hanya dikenal punya karier militer yang mentereng.

Namun, menurut Jamiluddin, Yudo tidak memiliki sosok yang bisa menjamin dirinya menjadi Panglima TNI.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di selasar Gedung Neptunus, Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/9/2021).
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, di selasar Gedung Neptunus, Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/9/2021). (Dispenal)

Baca juga: Profil Letkol Untung, Komandan Cakrabirawa Pemimpin G30S, Nasibnya Tak Seberuntung Namanya

Baca juga: POPULER NASIONAL Nasib Letkol Untung Tak Seberuntung Namanya | Polemik Isu Komunis Menyusup di TNI

"Yudo semata mentereng dari karier militernya, namun tidak ada yang menggaransi ke Presiden Jokowi."

"Tentu ini menjadi titik lemah Yudo Margono," ujar Jamiluddin, Jumat (1/10/2021), dilansir Tribunnews.

Berita Rekomendasi

Selain itu, katanya, hingga saat ini belum terdengar dukungan terhadap Yudo dari anggota Komisi I DPR.

Ia mengatakan, jika Yudo tak memiliki dukungan dari anggota Komisi I DPR, hal ini akan berpengaruh pada uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) nantinya.

"Hal ini juga menjadi titik lemah bagi Yudo manakala ikut uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI," tambahnya.

Berbeda dengan Yudo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Andika Perkasa dinilai lebih berpeluang menjadi Panglima TNI.

Lantaran, Jamiluddin menilai Andika punya faktor kedekatan dan kepercayaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengungkapkan, kedekatan ayah mertua Andika, Hendropriyono, dengan Jokowi, bisa menjadi jaminan bagi sang Jenderal untuk melenggang ke kursi nomor satu di militer.

Karena, menurut Jamiluddin, proses pemilihan Panglima TNI sangat kental bermuatan politis.

"Kedekatan Presiden dengan Hendropriyono kiranya menjadi garansi bagi Jokowi untuk memilih Andika Perkasa."

Baca juga: TNI AL dan GK Hebat Vaksinasi 1.200 Warga di Subang

Baca juga: Gatot Sebut TNI Disusupi PKI, Lodewijk: Apa Indikatornya?

"Hal itu akan menguatkan kepercayaan Jokowi terhadap Andika Perkasa," bebernya.

Hal serupa sebelumnya pernah disampaikan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.

Meski menilai peluang Yudo menjadi Panglima TNI semakin menguat seiring berjalannya waktu, namun sang Laksamana tak memiliki pendukung kuat.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menggelar video teleconference membahas kerja sama penanganan Covid-19 bersama kepala staf dan panglima angkatan darat (AD) dari 10 negara anggota ASEAN, Kamis, 9/7/2020.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menggelar video teleconference membahas kerja sama penanganan Covid-19 bersama kepala staf dan panglima angkatan darat (AD) dari 10 negara anggota ASEAN, Kamis, 9/7/2020. (TNI AD)

Hal ini tentu saja, kata Khairul, membuat peluang Yudo menjadi Panglima TNI lebih kecil dibanding Andika.

"Andika Perkasa memiliki endorser kuat sekaligus barrier (penghalang)."

"Melalui sosok ayah mertuanya, Hendropriyono, maupun dari beragam pernyataan dukungan dari sejumlah politisi dan tokoh," tutur Kahirul, selasa (14/9/2021), dilansir Tribunnews.

Kendati demikian, melihat dari masa aktif keduanya, jika Andika menjadi Panglima TNI akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi.

"Andika Perkasa sekitar 1 tahun lebih sedikit. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2 tahunan lebih."

"Dari sisi organisasi, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," ujarnya.

Baca juga: Sehari Jadi Wakil Ketua DPR, Lodewijk Bicara Pergantian Panglima TNI dan Jadwal Pemilu 2024

Baca juga: Gatot Tuding TNI Disusupi Komunisme, Ketum PKB: Sudahlah, PKI Itu Masa Lalu

Lodewijk Minta Presiden segera Kirim Surpres

Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (24/10/2019).
Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Freidrich Paulus di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (24/10/2019). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Wakil Ketua DPR RI baru pengganti Azis Syamsuddin, Lodewijk F Paulus, meminta agar Jokowi segera mengirim Surat Presiden (Surpres) nama calon Panglima TNI.

Ia berharap, Supresi diajukan sebelum DPR memasuki masa reses pada 7 Oktober 2021.

"Di Komisi I ada pergantian Panglima TNI, ya kita menunggu, kita monitor."

"Mudah-mudahan Bapak Presiden segera mengajukan calon Panglima TNI," ujar Lodewijk di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/9/2021), dilansir Tribunnews.

"Sehingga diharapkan sebelum itu dengan massa reses yang insyaallah selesai tanggal 7 (Oktober), kita sudah bisa memiliki Panglima TNI."

"Kalau enggak kita menunggu total waktu persiapan sangat sempit," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, memastikan Surpres akan dikirim secepatnya.

Dilansir Tribunnews, ia menilai masih cukup waktu untuk menentukan pengganti Hadi, karena sang Marsekal pensiun pada akhir November.

"Belum ini tadi barusan saya sampaikan jadi kita akan ajukan secepatnya," kata Pratikno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: Anggota TNI di Lubukpakam Sumut Dianiaya Preman Kampung, Polisi Masih Kejar Teman Pelaku

Baca juga: Isu TNI Disusupi Komunisme Dinilai Tak Masuk Akal dan Ngawur

"Jadi kita masih cukup punya waktu," imbuhnya.

Pratikno pun memastikan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengenai Surpres Panglima TNI.

"Tapi kita akan lakukan secepatnya dan ada waktu bagi DPR," tandasnya.

Baca artikel terkait calon Panglima TNI

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Chaerul Umam/Vincentius Jyestha/Reza Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas