Pengamat: Tiket Pilpres 2024 bagi Ganjar Pranowo Tergantung 3 Faktor Ini
Ganjar juga diuntungkan dengan karakter kepribadiannya dan kharisma sebagai figur khas Jawa
Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memang berpeluang besar maju bertarung di Pilpres 2024 dengan modal elektabilitas tinggi.
Namun, soal apakah Ganjar akan melenggang mulus di Pilpres, Kunto mengatakan hal tersebut bisa didiskusikan.
"Pertama adalah elektabilitas yang dari survei-survei itu kelihatan bahwa nama Pak Ganjar elektabilitasnya selalu tiga besar," kata Kunto dalam webinar yang diadakan Political and Policy Public Studies (P3S), Kamis (30/9/2021).
Kunto mengatakan faktor kedua yakni posisi Ganjar yang menjadi kader partai politik, yakni PDI Perjuangan.
Kunto mengatakan PDIP bisa maju tanpa berkoalisi dengan partai politik manapun di Pilpres 2024.
Baca juga: Airlangga Dinilai Cocok Duet dengan Ganjar di Pilpres, Pengamat: Mereka Punya Modal Sosial Politik
Faktor ketiga yang tidak kalah penting, dikatakan Kunto, adalah soal "isi tas" atau modal keuangan Ganjar dalam berlaga di Pilpres 2024.
"Saya tidak tahu isi tas Pak Ganjar berapa, tapi kalau dilihat dari relawan yang menempel ke Pak Ganjar kan kelihatan, ibarat pepatah ada gula ada semut," tuturnya.
Lanjutnya, Ganjar juga diuntungkan dengan karakter kepribadiannya dan kharisma sebagai figur khas Jawa.
Sehingga, kata Kunto, keuntungan-keuntungan itu hanya tinggal menunggu apakah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan memberikan tiket Pilpres 2024 atau tidak.
"Yang dibutuhkan Pak Ganjar sekarang kan adalah dapat tiketnya itu," tandasnya.
Baca juga: Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Masih Terganjal PDIP Meski Elektabilitasnya Tinggi
Sementara itu, Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S), Jerry Massie mengatakan Ganjar memiliki ganjalan untuk Pilpres 2024 tak hanya dari kendaraan partai politik.
"Ganjalannya juga dari Jateng, kan tak mungkin dilanjutkan dari Jateng lagi, karena Jokowi sudah dari sana. Gaya kepemimpinan Ganjar mirip Jokowi paling doyan pencitraan," katanya.
Gaya pencitraan tersebut, dikatakan Jerry, sudah tidak laku lagi sebagai komiditas di Pilpres 2024.
"Saat ini dibutuhkan bukan banyak janji dan basa -basi tapi pemimpin pemikir, apalagi tanpa kebijakan grand strategy, grand design dan master plan Jadi publik sudah boring engan pola pencitraan ala Ganjar dan juga gaya Mensos Tri Rismaharani saat Walikota Surabaya," tandasnya