14 Oktober 2021, Bandara Ngurah Rai Bali akan Dibuka untuk Perjalanan Internasional
Pemerintah akhirnya membuka Bandara Ngurah Rai Bali untuk penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021 mendatang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pemerintah akhirnya membuka Bandara Ngurah Rai Bali untuk penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021 mendatang.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin (4/10/2021).
"Bandara Ngurah Rai Bali akan dibuka untuk internasional pada tanggal 14 Oktober 2021 selama memenuhi ketentuan dan persyaratan mengenai karantina, test, dan kesiapan satgas," kata Luhut.
Sebelumnya, Bandara Ngurah Rai Bali hanya dibuka untuk perjalanan domestik seiring adanya Pandemi Covid-19.
Pemerintah hanya membuka dua pintu kedatangan perjalanan internasional yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
Baca juga: ATURAN Baru PPKM Jawa-Bali: Tempat Fitnes Dibuka, Bandara Ngurah Rai Buka Penerbangan Internasional
Pelaku perjalanan internasional di Bandara Ngurah Rai Bali nantinya harus mempunyai bukti booking hotel untuk karantina.
Proses karantina wajib dijalani minimal 8 hari.
"Setiap penumpang kedatangan internasional harus punya bukti booking hotel untuk karantina minimal 8 hari dengan biaya sendiri," kata dia.
Meskipun demikian, tidak semua negara asal penerbangan yang diperbolehkan masuk melalui Bandara Ngurah Rai.
Hanya ada beberapa negara yang diizinkan masuk.
"Negara-negara yang kita buka nanti terdiri dari beberapa negara seperti Korsel, Tiongkok, Jepang, Abu Dhabi, Dubai, New Zealand," ujar Luhut.
Luhut mengatakan situasi Pandemi Covid-19 terus menunjukkan perbaikan selama dua minggu belakangan ini.
Kasus konfirmasi nasional turun 98 persen dan Kasus konfirmasi Jawa-Bali juga menunjukan penurunan hingga 98,7 persen dari puncaknya pada 15 Juli lalu.
"Tingkat reproduksi efektif di Jawa-Bali juga sudah berada dibawah 1 dan khusus untuk Bali masih diangka 1. Selain itu jumlah testing yang dilakukan perhari terus mengalami peningkatan sehingga dapat menurunkan tingkat positivity rate yang sudah berada dibawah 1," pungkasnya.