Hencky Luntungan: Sebelum Moeldoko, Kubu KLB Deli Serdang Sempat Lirik Gatot Nurmantyo
Sebelum memilih Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, ternyata sosok purnawirawan jenderal TNI lain
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum memilih Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, ternyata sosok purnawirawan jenderal TNI lain sempat dilirik.
Hal ini diungkap salah satu pendiri Partai Demokrat Hencky Luntungan saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribunnetwork Rachmat Hidayat, Kamis (7/10).
Hencky mengatakan ada satu nama selain Moeldoko yang dirinya usulkan kepada pendiri partai lainnya untuk menjadi nahkoda Partai Demokrat.
Yaitu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Ada dua nama yang saya sempat usulkan kepada rekan-rekan pendiri. Pertama Pak Gatot Nurmantyo, yang kedua pak Moeldoko," ujar Hencky, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: Politikus Demokrat Sebut Jokowi Marah ke Moeldoko Karena Hadiri KLB Deliserdang
Secara gamblang, Hencky menyebut sejak awal memilih mendekati Gatot Nurmantyo.
Hanya saja karena tak memiliki jaringan untuk bertemu Gatot, dia pun mengalihkan perhatiannya kepada Moeldoko.
"Saya susah menemui jaringan untuk bisa ketemu dengan pak Gatot, sehingga saya harus jujur bicara bahwa saya menjauhi untuk tidak merapat kepada pak Gatot. Alhamdulillah ketika saya merapat ke Pak Moeldoko, beliau menerima dengan tangan terbuka, mau menyelamatkan, mau menahkodai," ucapnya.
Pernyataan itu pun, kata Hencky, memberikan penegasan bahwa Moeldoko merapat ke Demokrat bukanlah karena yang bersangkutan yang meminta.
Melainkan permintaan dari para pendiri.
Menurutnya hal serupa terjadi ketika para pendiri menggiring Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
Karenanya dia membantah jika Moeldoko disebut membegal Partai Demokrat.
"Saya berharap kalau ada yang cerita membegal itu nonsense. SBY masuk partai ini juga tidak ada kartu anggota. Jadi ini kan partai terbuka, siapa saja boleh, mau pak Moeldoko, mau pak Jokowi, mau pak Mahfud MD, siapa saja boleh ketika kami mau meminta tolong memimpin atau menahkodai. Nah ternyata yang bersedia adalah pak Moeldoko, apa salahnya? Nggak ada salah kan," jelasnya.
"Jadi berhentilah membully beliau, silakan berhadapan dengan saya. Karena saya yang meminta (beliau) tanpa ada diberikan satu peser pun. Pak Moeldoko tidak memberikan kami para pendiri sekian perak. Tidak ada. Saya yang hadir dan meminta beliau untuk bisa menahkodai dalam rangka memimpin Partai Demokrat yang benar-benar demokratis," pungkas Hencky.