Diduga 59 Anak di Garut Dibaiat NII, Sebut NKRI Thogut, Tak Mau Sekolah Setelah Dibaiat
Organisasi Negara Islam Indonesia (NII) diduga melakukan pembaiatan terhadap 59 anak-anak di Garut, Jawa Barat.
Editor: Theresia Felisiani
Lebih lanjut, Rusdi menyampaikan pihaknya berkomitmen akan menuntaskan dugaan kasus radikalisme NII di Garut hingga tuntas.
Sebaliknya, ia memastikan pihaknya juga akan melakukan pembinaan terhadap 59 orang yang sempat dikabarkan diduga terpapar radikalisme NII.
"Yang pasti Polres Garut Pemda Garut dan MUI Garut telah bersama-sama untuk melakukan penyelesaian kasus tersebut. masih didalami. Ada Polri, ada Pemda dan ada MUI. Penyelidikan berjalan pada sisi lain terhadap 59 yang mendapatkan ajaran tersebut sedang dilakukan pembinaan," ujarnya.
Baca juga: 35 Kg Bom Mother of Satan Ditemukan dan Diledakkan di Gunung Ciremai, Begini Proses serta Dampaknya
Densus 88 Antiteror Polri juga turun tangan mengenai kasus puluhan warga yang diduga terpapar paham radikalisme Negara Islam Indonesia (NII) di Sukamenteri, Garut, Jawa Barat.
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar menyebutkan penyidik tengah mengumpulkan informasi untuk mengetahui detail terkait kasus tersebut.
"Kita sudah monitor kejadian ini dan sedang mengumpulkan informasi yang lebih detail," kata Aswin.
Aswin menuturkan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan tim Densus 88. Nantinya, penyidik baru akan menyikapi langkah hukum setelah mengetahui detail kasus tersebut.
"Nanti akan ada tindak lanjut sesuai fakta yang ditemukan," pungkasnya.
Baca juga: Ahmad Sahroni Sebut Usulan Fadli Zon Bubarkan Densus 88 Kurang Bijak dan Tendensius
Lurah Sukamenteri, Suherman menyebut warga dan keluarga yang anaknya diduga sempat dibaiat NII melapor ke kelurahan untuk melakukan musyawarah bersama para tokoh dan MUI.
Dari musyawarah yang digelar di Kantor Desa Sukamenteri terduga kemudian berkomunikasi dengan sejumlah tokoh agama.
Dalam musyawarah tersebut terduga memaparkan pemahamannya bahwa pemerintahan Indonesia saat ini merupakan pemerintahan yang thogut.
"Dia bilang dari hasil kajian dirinya pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan yang jahiliah atau thogut," ucapnya.
Baca juga: Terjadi Lagi Penipuan Rekrutmen TKK Pemkot Bekasi, Wali Kota Pepen Janji Pecat Pegawai Terlibat
Suherman menjelaskan ada 59 orang yang diajak untuk mengikuti paham radikal dengan mengucapkan syahadat baru. Namun, menurutnya, puluhan orang tersebut merupakan korban dari pencatutan.
"Waktu kami cek satu per satu yang puluhan orang tersebut, mereka mengaku tidak tahu apa-apa. Istilahnya dicatut sama yang bersangkutan," ujarnya.
Pihak kelurahan saat ini belum mengetahui asal muasal anak-anak dan remaja tersebut terpapar paham radikalisme.
"Kami bekerja sama dengan Polres Garut untuk menyelidiki dan TP2TP2A untuk memulihkan anak ini," kata Suherman.(Tribun Network/igm/kps/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.