Luhut Siap Diperiksa BPK atau DJP Terkait Namanya Masuk dalam Laporan Pandora Papers
Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, dirinya sangat siap jika harus diperiksa oleh Badan Pemerika Keuangan (BPK) atau Direktorat Jenderal Pajak.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, dirinya sangat siap jika harus diperiksa oleh Badan Pemerika Keuangan (BPK) atau Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu).
Hal itu berkaitan dengan namanya yang masuk dalam laporan Pandora Papers yang dirilis International Consortium of Investigative Journalis (ICIJ).
"Sangat siap (untuk diperiksa BPK dan DJP), saya bilang kalau saya salah, saya kan bicara data tadi ya, (kalau saya salah) hukum saja, simple as that gitu," ucapnya dikutip dalam tayangan YouTube CNNIndonesia TV, Selasa (12/10/2021).
Menko Luhut mengatakan, kebersediaannya untuk diperiksa oleh BPK dan DJP Kemenkeu karena dirinya merasa tidak menyembunyikan apapun dalam penghasilan bisnisnya.
Terlebih kata dia untuk menyelewengkan pajak. Sebab dirinya bisa memastikan terkiat dengan kepatuhannya dalam membayar pajak dengan pernah mendapatkan penghargaan.
"Saya dapat penghargaan karena bayar pajak, dapat penghargaan walaupun jelek-jelek gini," ucap Luhut.
Baca juga: Dua Nama Disebut, PPATK Bakal Telusuri Aliran Uang Pejabat Negara di Pandora Papers
"Saya kira gak ada yang saya tutupin satu pun saya buka aja semua itu," sambungnya.
Menteri dari Partai Golkar itu juga mengaku tidak pernah ditanyakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) semenjak namanya mencuat dalam laporan Pandora Papers awal Oktober kemarin.
Sebab kata Luhut, orang nomor satu di Indonesia itu tidak pernah mau membahas segala sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
"Presiden itu ga suka bicara gosip-gosip beliau itu bukan penggosip," ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut menyebut kalau dirinya memang pernah menjalankan perusahaan cangkang yang bergerak di bidang batu bara.
Lebih lnjut Luhut mengatakan, perusahaan yang bernama Petrocapital itu didirikan pada 2006 silam, kala itu harga batu bara.
Dirinya mengaku bisa mendirikan perusahaan itu karena ditawari oleh rekannya yang juga memiliki kedekatan dengan Presiden Equador.
Baca juga: Kata Jubir soal Nama Luhut Binsar Pandjaitan di Pandora Papers, Pimpin Perusahaan Gas di Panama?
"Nah di situ (saya) investasi dia bilang ladang minyak, kalau anda investasi nanti bisa dapat bagus lah, bikin lah kita di situ bikinlah perusahaan kita di situ, kita kan investasi ke luar negeri boleh gak cuma di dalam negeri saja," bebernya.
Kendati begitu, karena kondisi gejolak atau ketidakstabilan politik di negara tersebut dan dirinya mengaku lelah harus bolak-balik dari Indonesia ke negara tersebut akhirnya berselang dua tahun dirinya melepas perusahaan tersebut.
"Jadi gitu aja selesai sekitar tahun 2008 atau 2009," tukasnya.