PTM Dikhawatirkan Jadi Pemicu Gelombang 3 Covid, Apa Respons Presiden Jokowi dan Nadiem Makarim?
Berikut hasil sidang gugatan AD/ART Demokrat di PTUN, saksi ahli kubu AHY dianggap seperti politisi hingga khawatir gugatan ganggu verifikasi parpol.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Malvyandie Haryadi
Perluasan dan percepatan vaksinasi penting untuk mengontrol laju penularan Covid-19 dan mempertahankan tren penurunan kasus Covid-19 di seluruh Tanah Air.
Baca juga: Persiapkan PTM, Ribuan Mahasiswa IIK Strada Indonesia Telah Divaksin
Dengan demikian, tidak hanya sektor pendidikan yang dapat segera berjalan normal, tetapi ekonomi pun diharapkan segera pulih kembali.
"Kita ingin juga segera menggerakkan perekonomian riil di daerah-daerah dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.
Mendikbudristek Nadiem Makarim Ungkap Tak Perlu Panik soal PTM
Sementara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menegaskan PTM bagi siswa sekolah harus dilanjutkan.
Sebab, menurut Nadiem, dampak dari learning loss akibat terlalu lamanya pembelajaran secara daring jauh lebih besar dan permanen pada anak didik.
Namun, ia mengingatkan PTM harus dilanjutkan ketika angka kasus Covid-19 terus melandai.
Baca juga: Wiku Ingatkan Pentingnya Simulasi PTM Sesuai Kelompok Umur dan Sekolah
"Kalau angka itu terus melandai saya rasa anak-anak sebaiknya tidak dikorbankan lagi dari sisi pendidikan yang menurut saya dampaknya bisa jauh lebih permanen daripada Covid-19," ujar Nadiem, usai berziarah ke Makam Presiden Soekarno, Kamis (21/10/2021) malam.
Nadiem mengatakan hal itu setelah dimintai responsnya atas peringatan yang disampaikan Presiden Joko Widodo tentang kehati-hatian dalam pelaksanaan PTM.
Menurut Nadiem, pemerintah melalui Satgas Covid-19 akan terus memonitor ketat pelaksanaan PTM guna mengantisipasi jika terjadi penularan selama kegiatan tersebut.
Protokol yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, ujarnya, sudah sangat baik termasuk dalam penyelenggaraan PTM.
Salah satu protokol yang dia maksud adalah pelaksanaan random sampling kepada peserta PTM.
Hal itu guna mengetahui situasi infeksi serta instrumen untuk mengantisipasi terjadinya penularan yang tidak terkendali.
"Jadi kami akan selalu memonitor (pelaksanaan PTM). Pasti selalu ada resiko. Tapi, protokol yang sudah ditetapkan Kemenkes sudah sangat baik," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.