Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Nasional: Yusril Sindir Pemerintah | PA 212 soal Dukungan Anies Nyapres

Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir, mulai dari pemberian nama jalan hingga PA 212 apresiasi dukungan Anies nyapres

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in POPULER Nasional: Yusril Sindir Pemerintah | PA 212 soal Dukungan Anies Nyapres
Tribunnews/JEPRIMA
Kuasa hukum Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo dan Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra saat akan meninggalkan ruang sidang sengketa pilpres 2019 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019). Dalam sidang tersebut Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan tim hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak mampu membuktikan adanya pelanggaran pemilu melalui penyertaan video sebagai bukti. Dalil-dalil itu pun dimentahkan MK. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir.

Mulai dari berita Yusril Ihza Mahendra soroti pemberian nama jalan.

Teror nasabah berujung bunuh diri menjadi berita populer berikutnya.

Kemudian kubu Moeldoko sindir saksi ahli kubu AHY seperti politisi.

Hingga berita PA 212 apresiasi dukungan relawan untuk Anies Baswedan nyapres.

Baca juga: DPD Gerindra Jabar Deklarasi Dukung Prabowo Subianto Maju Capres 2024, Ada 4 Poin Pernyataan

1. Yusril Soroti Pemberian Nama Jalan

Rencana pemerintah Indonesia memberi nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat dengan nama Presiden Turki pertama, Mustafa Kemal Ataturk menuai pro kontra di masyarakat.

Berita Rekomendasi

Sebagian pihak setuju, sebagian tidak. Ketidaksetujuan mereka lantaran Ataturk dinilai punya rekam sejarah yang buruk bagi umat muslim.

Adapun penamaan jalan ini adalah kerja sama kedua negara, di mana pemerintah Turki telah lebih dulu menggunakan nama Presiden RI pertama, Soekarno sebagai nama jalan di Turki.

Sebaliknya, Turki mengusulkan nama Ataturk untuk nama jalan di Jakarta.

Akademisi di bidang hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengatakan di masa mendatang sebaiknya pemerintah tak lagi meminta negara lain menamakan jalan di negaranya dengan tokoh Indonesia.

SELANJUTNYA>>>


2. Teror Nasabah Berujung Bunuh Diri

Terungkap cerita kawal mula pekerjaan karyawan pinjol ilegal yang teror Ibu di Wonogiri hingga bunuh diri.

Ternyata mereka tak perlu pendidikan tinggi, tapi gaji yang ditawarkan sungguh menarik.

HH (39) mengaku baru bekerja selama 9 bulan terakhir.

HH yang sebelumnya merupakan wiraswasta mengaku awalnya tidak tahu akan bekerja di perusahaan pinjol ilegal.

Pihak perusahaan hanya memberikan informasi dirinya akan bekerja sebagai pengirim SMS.

"Awalnya gak tau. Hanya dibilang untuk mengirim SMS. Seiring berjalannya waktu kita tau itu adalah pinjol dari narasi SMS yang kita terima," kata HH di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Namun, HH menyatakan isi pesan teror kepada seorang Ibu di Wonogiri hingga bunuh diri bukan dibuat olehnya.

SELANJUTNYA>>>

Baca juga: Menteri LHK Siti Nurbaya: Indonesia Berhasil Cegah Bencana Asap Karhutla Dua Tahun Berturut-turut

3. Kubu Moeldoko Sindir Saksi Ahli Kubu AHY Seperti Politisi

Kuasa hukum DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko alias KLB Deli Serdang Rusdiansyah mengatakan bahwa dua saksi ahli yang dihadirkan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) tak memahami objek gugatan. 

Dua saksi ahli yang dimaksud Rusdiansyah merujuk kepada Zainal Arifin Mochtar dan Margarito Kamis.

"Kedua saksi ahli yang dihadirkan kubu AHY di sidang Gugatan PTUN Nomor 150  sepertinya tidak memahami objek gugatan klien kami atas Kemenkumham dan tidak membaca atau tidak mengerti isi AD ART Partai Demokrat Tahun 2020. Keterangan yang mereka berikan tidak terkait dengan substansi gugatan. Mereka tampil seperti politisi, bukan layaknya sebagai akademisi," ujar Rusdiansyah, kepada wartawan, Jumat (22/10/2021).

Diketahui, Zainal Arifin Mochtar mengatakan bahwa dilihat dari sejarah Indonesia, partai yang selalu dirusak itu adalah partai yang oposisi dari pemerintah yang sedang berkuasa. 

Pernyataan Zainal ini, kata Rusdiansyah, tidak ada hubungannya dengan substansi gugatan dan tak ada bukti akademisnya.

SELANJUTNYA>>>

4. PA 212 Apresiasi Deklarasi Dukungan Relawan untuk Anies Nyapres

Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif merespons terkait adanya deklarasi dukungan yang diberikan relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (Capres) 2024 mendatang.

Slamet mengatakan, pihaknya mengapresiasi adanya deklarasi dukungan untuk orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

"Kami menghormati dan menghargai. Kami berikan apresiasi lah," kata Slamet saat dimintai tanggapannya, Jumat (22/10/2021).

Menurut dia, proses memberikan dukungan dengan melakukan deklarasi dalam iklim demokrasi merupakan hal yang wajar.

Terlebih kata Slamet, Anies Baswedan yang juga merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu memiliki potensi untuk maju sebagai Capres.

Hanya saja dia tidak menjabarkan potensi apa saja yang dimiliki Anies untuk maju sebagai pemimpin bangsa ini.

SELANJUTNYA>>>

5. Cara Cek Pengumuman Hasil SKD CPNS 2021

Berikut ini cara untuk mengecek pengumuman hasil SKD CPNS 2021 beserta nilai ambang batasnya.

Pelaksanaan ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) sudah dimulai sejak 2 September 2021.

Dikutip dari sscasn.bkn.go.id  pada Surat Edaran (SE) BKN Nomor 5587 Tahun 2021, pengumuman hasil SKD CPNS yang rencananya diumumkan pada 17-18 Oktober 2021.

Namun, pengumuman hasil SKD CPNS 2021 diundur dengan terbitnya SE BKN terbaru.

Kepala Pusat Pengembangan Sistem Seleksi BKN, Mohammad Ridwan, mengatakan SE-BKN Nomor 5587 tahun 2021 direvisi dengan SE-BKN Nomor 6201 tahun 2021.

SELANJUTNYA>>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas