Pengalaman Unik Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Naik Pesawat di Masa Pandemi Covid-19
Pada 20 Oktober 2021 lalu, Prof Tjandra Yoga kembali harus terbang ke Bali mengikuti pertemuan Tuberculosis (TB) Summit 2021.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama membagikan pengalamannya naik pesawat terbang di masa pandemi Covid-19, sejak pensiun dari WHO pada September 2020 lalu.
Pada 20 Oktober 2021 lalu, dia kembali harus terbang ke Bali mengikuti pertemuan Tuberculosis (TB) Summit 2021.
"Pengamatan saya dalam kaitannya dengan pencegahan penularan Covid-19, dimulai dari tes PCR, Antri, dan di dalam pesawat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/10/2021).
Pertama, Test Covid-19.
Sebelum berangkat ia mengikuti swab antigen di Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta.
Baca juga: Jadi Syarat Perjalanan Penumpang Pesawat, Ini Rincian Harga Tes PCR di Jabodetabek
Hanya 2 atau 3 menit hasilnya keluar, maka sudah masuk ke aplikasi Peduli Lindungi cepat sekali. Namun saat akan pulang dari Denpasar ke Jakarta, maka aturan PCR akan mulai diberlakukan.
Ia mengungkapkan, dirinya sepakat agar digunakan test PCR untuk bepergian dengan pesawat terbang.
Baca juga: YLKI Beberkan Dugaan Mafia Tes PCR Mainkan Harga Demi Kejar Cuan
"Karena memang test PCR merupakan gold standard dengan tingkat akurasi yang paling tinggi. Artinya, hasil negatif test PCR memberi keamanan yang lebih tinggi untuk pencegahan penularan Covid-19," ujarnya.
Baca juga: Tes PCR di Bali Membludak, Penumpang Pesawat yang Akan Balik ke Jakarta Kebingungan
"Kita tahu bahwa dengan sensitivitas dan spesifisitas yang ada maka kalau hasil rapid antigen negatif maka memang masih mungkin saja ada virus SARS CoV 2 penyebab Covid-19 dalam tubuh seseorang, dan tentu punya potensi untuk menular ke orang sekitarnya," jelasnya.
Kedua, saat di bandara.
Guru besar FKUI ini mengatakan di bandara, sepanjang pengamatannya cukup ramai penumpang, dan di beberapa restoran kelihatan pengunjung cukup banyak, juga ada antrean (tanpa jarak) sekitar 5 sampai 10 orang di kedai kopi ternama.
Ketika antre akan naik pesawat di gate di bandara maka antrian masuk ke pesawatnya panjang sekali, dan praktis tidak menjaga jarak.
Hal ini sebaiknya diperbaiki, walaupun sedang antri maka tetap harus berjarak setidaknya 1 meter antar penumpang, baik depan belakang maupun antar barisan antrian kiri kanan.