Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Marsekal Fadjar Prasetyo Luncurkan Buku Konsep Transformasi Air Power TNI AU Berjudul Plan Bobcat

Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meluncurkan buku tentang konsep transformasi kekuatan udara (air power) TNI AU berjudul Plan Bobcat.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Marsekal Fadjar Prasetyo Luncurkan Buku Konsep Transformasi Air Power TNI AU Berjudul Plan Bobcat
Kanal Youtube Airmen TV
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meluncurkan buku tentang konsep transformasi kekuatan udara (air power) TNI AU berjudul Plan Bobcat secara daring dan luring pada hari ini Senin (25/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meluncurkan buku tentang konsep transformasi kekuatan udara (air power) TNI AU berjudul Plan Bobcat secara daring dan luring pada hari ini Senin (25/10/2021).

Dalam sambutannya, Fadjar menjelaskan bahwa judul buku tersebut yakni Bobcat diambil dari callsign-nya pada saat ia berdinas menerbangkan pesawat tempur A-4 Skyhawk di Skadron Udara 11.

Fadjar menjelaskan penulisan buku tersebut dilatarbelakangi dengan seminar yang mengangkat tema tentang transformasi air power para akhir Maret 2021 lalu.

Fadjar mengatakan dalam seminar tersebut ia menyaksikan diskusi yang sangat menarik antara para narasumber, para peserta seminar, dan juga para penanggap.

"Berawal dari hal itulah saya berkeinginan untuk mengambil lesson learned dari hasil seminar tersebut yang saya padukan dengan pengalaman pribadi saya selama bertugas di TNI AU untuk kemudian saya tuangkan dalam tulisan sederhana pada buku Plan Bobcat," kata Fadjar pada Senin (25/10/2021).

Selama penyusunan buku tersebut, ia mengaku mendapat banyak bantuan masukan dan saran dari hasil diskusi dengan beberapa rekan baik di internal TNI AU maupun dengan para pengamat air power di dalam negeri. 

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan buku tersebut bersifat dinamis mengingat sifat airpower yang sangat dinamis dan kompleks.

Baca juga: UPDATE Pergantian Panglima TNI & Calon Kepala BIN, Berikut Penjelasan Istana dan Analisa Pengamat

"Maka seiring perkembangan edisi revisi buku ini juga akan diterbitkan kembali," kata Fadjar.

Fadjar menjelaskan landasan filosofis postur air power yang harus dibangun TNI AU sebagaimana dirumuskan dalam buku tersebut dikembangkan melalui studi komparatif beberapa negara maju di dunia.

Dari studi komparatif tersebut, kata Fadjar, Angkatan Udara (AU negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia umumnya memiliki kesamaan dalam merumuskan peran inti kekuatan udara dalam empat hal.

Empat hal itu yakni pengendalian udara, penyerangan udara, pengingataian dan pengamatan udara, serta mobilitas udara.

Selain itu, kata dia, buku tersebut juga memaparkan evolusi teori airpower, perkembangan teknologi dirgantara, hingga perumusan konsep transformasi ideal untuk TNI AU sesuai kondisi yang dihadapi. 

Konsep transformasi air power yang disuguhkan dalam buku tersebut, kata dia, memiliki visiyang sama dengan pembangunan negara khususnya dengan kebijakan pertahanan negara pada Perpres Nomor 8/2021 tentang kebijakan umum pertahanan negara 2020-2024.

Dalam Perpres tersebut, kata dia, ditegaskan bahwa pembangunan wilayah pertahanan di udara dalam rangka melindungi wilayah udara nasional termasuk menetapkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara dan membangun Sistem Identifikasi Pertahanan Udara Indonesia dilakukan dengan peningkatan kekuatan udara.

"Mengacu Perpres 8/2021 tersebut, maka kebutuhan akan penyusunan konsep airpower guna mengakselerasi peningkatan kekuatan udara juga semakin tinggi. Sehingga dimulailah perumusan awal konsep Plan Bobcat yang disusun dengan mengacu pada dinamika geopolitik, dan dengan mengikuti perkembangan teknologi kedirgantaraan di dunia," kata dia.

Ia melanjutkan, di saat seluruh dunia tengah berjuang menghadapi pandemi covid-19 ternyata tidak menghentikan pasang surut perkembangan ligkungan strategis yang justru bergerak semakin dinamis dan tak terprediksi.

Baca juga: Panglima TNI Kukuhkan Kenaikan Pangkat Wakil KSAU dan 59 Perwira Tinggi Lainnya

Di lingkup global, lanjut dia, potensi eskalasi konflik terjadi di berbagai kawasan seperti pelanggaran gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina di sekitar perbatasan Ukraina Timur, hingga konflik persenjataan antara Palestina dan Israel yang belum pernah berakhir.

Sementara di lingkup regional, kata dia, Indonesia masih dihadapi sengketa klaim wilayah secara sepihak di wilayah Laut Tiongkok Selatan termasuk pergerakan militer Tiongkok yang dapat memicu ketegangan di kawasan. 

Sementara yang terbaru, lanjutnya, AS beserta sekutunya yakni Australia dan Inggris baru saja mencetuskan AUKUS pada bulan September lalu.

Ia mengatakan pakta keamanan trilateral ini dikhawatirkan dapat meningkatkan ketegangan militer dan bahkan dapat mendorong ajang perlombaan senjata-senjata nuklir di kawasan.

Sedangkan si luar perkembangan geopolitik, kata dia, tidak dapat dilupakan juga kemajuan tekonologi militer dan perubahan taktik pertempuran yang semakin pesat khususnya di domain udara dan angkasa. 

Ia mencongohkan di antaranya kecanggihan teknologi sensor, kemampuan perang elektronika, penggunaan pesawat nirawak, serta senjata presisi yang kemudian dipadukan dalam sistem jaringan tempur terintegrasi dan artificial intelligence.

Fadjar mengatakan semua hal tersebut menjadi game changer di era pertempuran modern. 

Menurutnya penggabungan seluruh kemampuan tersebut dalam satu jaringan network centric warfare adalah bentuk ekosistem yang sangat kompleks.

Baca juga: Marsekal Fadjar Prasetyo dan KSAU Singapura Lakukan Pertemuan di Udara Gunakan 9 Pesawat Tempur F-16

Sebagaimana konflik Nagorno-Karabakh di akhir tahun 2020 lalu, lanjut dia, meski tampak sederhana namun sejatinya keunggulan Azerbaijan dicapai karena pembangunan ekosistem militer dengan effort yang besar serta melalui dukungan dengan concern yang sangat tinggi.

"Dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi kedirgantaraan maka terori airpower pun terus berevolusi. Adanya inovasi dan kemajuan teknologi berarti taktik dan strategi pertempuran juga harus beradaptasi," kata Fadjar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas