Haris Azhar Dorong yang Bertangung Jawab dan Pelaku Penganiayaan Anjing Canon, Diproses Hukum
Kematian seekor anjing bernama Canon di kawasan wisata halal Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil menjadi sorotan sejumlah pihak.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian seekor anjing bernama Canon di kawasan wisata halal Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil menjadi sorotan sejumlah pihak.
Para pecinta hewan dan kalangan artis pun memprotes cara Satpol PP mengevakuasi anjing tersebut yang diduga dengan cara menyiksa.
Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram @rosayeoh, petugas Satpol PP Aceh Singkil terlihat mengarahkan kayu dengan ujung yang bercabang untuk menundukkan anjing itu.
Direktur Hakasasi.id Haris Azhar pun turut menyuarakan protesnya.
Hakasasi.id adalah sebuah inisiatif besutan Haris Azhar yang mengedepankan riset dan data untuk menangani berbagai hal tentang hak asasi manusia dan hewan.
Meski pihak Satpol PP dan pemerintah setempat mencoba mengklarifikasi dengan pelbagai alasan, Haris menilai cara evakuasi hingga menyebabkan kematian anjing Canon tidak dapat dibenarkan.
"Jika benar disiksa maka semua oknum pelaku dan pihak yang bertanggung jawab harus diseret ke jalur hukum. Apapun alasannya, yang namanya kekerasan terhadap hewan tidak bisa dibenarkan!" kata Haris di Jakarta, Selasa (26/12/2021).
Menurut Haris, wisata halal itu satu konsep yang boleh dibangun, asal prinsipnya tidak boleh menciderai makhluk hidup yang telah terlebih dahulu berada di tempat itu.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Viral Anjing Canon Mati Seusai Ditangkap, Satpol PP Aceh Singkil Bantah Ada Penyiksaan
"Dan dalam Islam juga dalam fikihnya juga diatur bagaimana berperilaku yang baik dengan sesama makhluk Allah. Jadi menurut saya, dalam pembangunan wisata halal, jangankan menyiksa anjing dan membunuhnya, mengusir anjing aja juga nggak boleh. Apalagi sampai memperlakukan buruk makhluk hidup atau hewan peliharaan seperti anjing," ujarnya.
"Jadi menurut saya yang dilakukan Satpol PP di Singkil itu kejahatan keji, harusnya orangnya diperiksa dan dihukum, yang memberikan perintah harus diperiksa karena ia harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah diperintahkan. Ini sebetulnya preseden buruk, jelek, dan jahat sekali. Saya bahkan hampir tidak percaya hal ini terjadi di Indonesia."
Berkaca dari kasus anjing Canon, Haris mengatakan bahwa artinya ini menunjukkan pemerintah setempat tidak siap mengembangkan pariwisata.
"Orang mau mengatasnamakan Islam, tapi nggak paham bahwa Islam itu menjaga kehidupan, bukan hanya manusia tapi juga semua yang hidup dan bernyawa, binatang, dan juga tumbuh-tumbuhan. Jadi ketika Nabi Nuh membuat kapal, dia bawa semua binatang berpasang-pasangan termasuk anjing, untuk apa dan mengapa harus binatang yang dibawa? Agar bisa berkembangbiak dan agar manusia belajar daripadanya," ujarnya.
Haris pun mengaku khawatir, kejadian ini akan kembali muncul karena para pemangku jabatan malas untuk menambah literasi.
Kemalasan para pejabat daerah untuk menyusun aturan tentang perilaku, ketidakpahaman pejabat dan orang-orang di sana seolah membenarkan perilaku tindakan kejam terhadap anjing.
Baca juga: Viral hingga Tuai Kecaman, Aksi Satpol PP Tangkap Anjing Berujung Mati, Sang Pemilik Tuntut Keadilan
"Turki itu contoh aja, banyak tempat yang sudah mencontohkan hal yang baik. Lihat saja Eropa Utara, walaupun bukan negara syariah, bukan negara Islam, tapi dari berbagai survei mereka itu disebut negara paling Islam yang senantiasa menegakkan nilai-nilai Islam. Ya, tidak ada yang seperti masyarakat kita dengan cerita buruk tentang Anjing," ujarnya.
Terkait rencana protes turis asing yang memboikot wisata halal paska kematian Canon, Haris menyebut protes tersebut bukan pada anjingnya, tapi lebih kepada karakter oknum aparatur negara.
"Itu dia, turis asing sangat menghargai hak hidup hewan, jadi jika hal tersebut akan berbuah penolakan dari luar negeri, ya solusinya harus segera dilakukan pembenanahan. Percuma gembar-gembor bangkitan pariwisata karena pandemi, bila ada perilaku keji yang dilakukan oknum Satpol PP seperti itu. Ingat, jika pada hewan saja perilakunya sudah kejam, pasti dengan manusia lainnya juga begitu," ujarnya.