Kasetwapres Oemar Dilantik Sebagai Dubes Prancis, Wapres Temukan Penggantinya
Ma'ruf Amin telah mencari pengganti Kepala Setwapres Muhamad Oemar yang dilantik Presiden Jokowi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Prancis.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah bergerak cepat mencari pengganti Kepala Setwapres Muhamad Oemar yang telah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andora, keharyapatihan Monako dan organisasi kependidikan dan kebudayaan PBB berkedudukan di Paris.
"Pak Wapres sudah berkoordinasi dengan Mensesneg untuk mencari penggantinya siapa. Wapres sudah ada nama untuk menggantikan Pak Oemar," kata Juru Bicara Wapres Ma'ruf Masduki Baidlowi saat dihubungi, Selasa (26/10/2021).
Bahkan, Masduki mengatakan Wapres Ma'ruf telah berkoordinasi juga dengan Presiden Jokowi soal ini.
"Hanya saja Pak Wapres belum memberitahu siapa yang akan menggantikan Pak Oemar," tambahnya.
Baca juga: Profil Bebeb AKN Djunjunan, Dubes RI untuk Yunani yang Dilantik Jokowi, Awali Karier di Deplu
Adapun Wapres, dikatakan Masduki, adalah pihak yang akan menunjuk sendiri siapa pengganti Oemar.
"Dalam waktu sepekan mungkin sudah bisa diketahui namanya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kasetwapres Muhammad Oemar dilantik sebagai duta besar Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andora, keharyapatihan Monako dan organisasi kependidikan dan kebudayaan PBB berkedudukan di Paris, pada Senin, (25/10/2021).
Oemar bersama 16 duta besar LBBP menjalani prosesi pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin, (25/10/2021).
Pengangkatan para dubes LBBP RI ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127/P Tahun 2021 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kemensetneg Nanik Purwanti.
Adapun mereka yang dilantik yakni:
1. M. Fadjroel Rachman untuk Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan berkedudukan di Nur-Sultan.
2. Abdul Aziz Ahmad untuk Kerajaan Arab Saudi berkedudukan di Riyadh.
3. Dewi Gustina Tobing untuk Republik Demokrotik Sosialis Sri Langka merangkap Republik Maladewa berkedudukan di Kolombo.
4. Bebeb AKN Djunjunan untuk Republik Yunani berkedudukan di Athena.