Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Posisi Jubir Presiden yang Kosong, Pengamat Sebut Jokowi Tak Butuh Pengganti Fadjroel Rachman

Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya turut menanggapi soal kosongnya posisi Juru Bicara Presiden.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Inza Maliana
zoom-in Soal Posisi Jubir Presiden yang Kosong, Pengamat Sebut Jokowi Tak Butuh Pengganti Fadjroel Rachman
KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM
Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden. 

Namun Yunarto menekankan agar Jokowi yang harus sering tampil di depan publik.

"Dan saya pikir contoh seperti Mas Pramono Anung, orang yang juga sangat artikulatif, politisi ulung, kawakan dan saya pikir bisa menggantikan peran jubir sementara. Walaupun catatan pentingnya adalah tetap presiden yang harus sering tampil," ungkapnya.

Baca juga: Pakar: Jubir Presiden Pengganti Fadjroel Harus Berlatar Belakang Komunikasi dan Dekat Dengan Jokowi

Jubir Presiden Harus Miliki Latar Belakang Komunikasi

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, sosok yang pas untuk menjadi juru bicara Presiden pengganti Fadjroel Rachman harus memiliki latar belakang komunikasi.

Alasannya, kata Emrus, orang yang memahami konsep teori komunikasi dan etika komunikasi serta lebih profesional memang harus berlatarbelakang komunikasi.

"Coba bayangkan Jaksa Agung backgroundnya komunikasi bukan sarjana hukum, kacau kan. Nah hal yang sama jubir presiden harus S1-S2-S3 komunikasi. Karena dia menguasai konsep teori dan etika komunikasi," kata Emrus saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (26/10/2021).

Selain itu, Emrus menekankan jubir Presiden jangan dari partai politik.

Baca juga: Kesalahan Besar jika Posisi Jubir Presiden Dikosongkan Sepeninggal Fadjroel Rachman

Berita Rekomendasi

Karena tugas jubir salah satunya yakni menjembatani kepentingan politik.

Sehingga, jika jubir Presiden dari partai politik maka akan bertindak atas dasar ekskusifitas politik.

"Jangan orang partai, harus orang yang bukan partai," ucapnya.

Emrus menambahkan, jubir Presiden yang akan dipilih oleh Jokowi harus menjembatani, menyambungkan, menyatukan, dan mesinergikan kepentingan satu dan lain.

Baca juga: Pengamat Sebut Ada Kemungkinan Posisi Jubir Presiden Akan Dikosongkan: Selama Ini Tak Berjalan Baik

Termasuk, pemerintah dengan rakyat, partai politik dan kepentingan ekonomi, hukum dan HAM.

"Kalau mau evaluasi, masa jabatan Fadjroel tidak produktif sebagai jubir presiden, nah supaya tidak terulang lagi idealnya tentu saya sarankan Komunikolog tadi," ungkapnya.

Meski begitu, ia mengatakan tak kalah pentingnya jika jubir Presiden harus orang yang dekat dengan Presiden.

"Presiden harus nyaman dengan sosok tersebut. Dan siapapun jubir presiden idealnya jubir ini orang yang memiliki tingkat keterkenalan di ruang publik," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Malvyandie Haryadi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas