Perkembangan Penanganan Covid-19 per 28 Oktober 2021, Satgas: Mobilitas Masyarakat Meningkat
Pemerintah melalui Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan perkembangan penanganan Covid-19, Kamis (28/10/2021).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan mengenai perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, Kamis (28/10/2021).
Hingga hari ini, kondisi kasus Covid-19 di Indonesia mengalami tren penurunan.
Namun, seiring dengan jumlah kasus yang turun, mobilitas penduduk pun meningkat.
Hal tersebut, menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi dan Inovasi dalam Penanganan Pandemi Covid-19
"Kondisi kasus Indonesia yang saat ini berada di titik terendah dan telah menurun selama 15 minggu perlu kita pertahankan."
"Agar tidak kembali meningkat saat periode Natal dan Tahun Baru," kata Wiku, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis (28/10/2021).
Ia menambahkan, mobilitas penduduk yang terus meningkat menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mempertahankan penurunan kasus.
Terutama, seiring menurunnya kasus dan pembukaan aktivitas ekonomi.
Pemerintah juga memprediksi adanya peningkatan kasus pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Sehingga, pemerintah melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19.
Diketahui, sebentar lagi memasuki bulan November yang akan disusul periode libur Natal dan Tahun Baru.
Berkaca dari pengalaman tahun 2020, periode tersebut membawa risiko peningkatan kasus, di mana tak hanya di Indonesia tetapi juga dunia.
"Sebagaimana dilihat dalam grafik, terjadi kenaikan mobilitas pada saat kasus mengalami penurunan setelah puncak yang memicu kenaikan kasus selanjutnya."
"Kebijakan peniadaan mudik pada periode Idul Fitri 2020 nyatanya tidak cukup untuk menekan pergerakan penduduk, penurunan kasus yang bertahan 13 minggu membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali meningkat," ucap Wiku.
Lebih lanjut, Wiku memaparkan tentang mobilitas penduduk di berbagai aktivitas yang meningkat.
Paska Idul Fitri, di pusat belanja naik mencapai mencapai 34,14 persen, kemudian di taman naik hingga 20,43 persen serta di tempat retail dan rekreasi sebesar 1,43 persen.
Ia menyebut, angka mobilitas yang tinggi juga bersaman dengan munculnya varian Delta.
"Angka mobilitas yang tinggi bersaman dengan muncul varian delta yang mudah menular menyebabkan kenaikan kasus yang signifikan selama 9 minggu paska Idul Fitri."
"Kenaikan kasus ini mencapai 13 kali lipat dari titik kasus terendah paska lonjakan pertama," tuturnya.
Baca juga: Pria 25 Tahun Meninggal karena Covid-19, Sudah Berencana Divaksin 2 Hari Sebelum Dinyatakan Positif
Meski demikian, saat ini, ledakan kasus di Indonesia dapat ditangani.
Fakta ini, menunjukkan keberhasilan bangsa Indonesia dalam menghadapi Covid-19.
Namun, masyarakat diimbau tetap perlu berhati-hati, termasuk pada libur Nataru mendatang.
Mengingat tren mobilitas meningkat hingga saat ini.
Kini, tren mobilitas sudah mengalami kenaikan yaitu mencapai 22,14 persen di pusat belanja, 5,43 persen di taman dan 2,86 persen di tempat ritail dan rekreasi.
"Upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci dalam mempertahankan kondisi yang baik."
"Dari sisi pemerintah, terus melakukan upaya percepatan vaksinasi," jelas Wiku.
Strategi Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
Adapun sebagai informasi, berikut ini enam strategi antisipasi lonjakan kasus Covid-19:
Pertama, memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat.
Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat tidak menyikapi penurunan level PPKM dengan euforia yang berlebihan.
Kedua, meningkatkan laju vaksinasi untuk kelompok lanjut usia, terutama di wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, mendorong percepatan vaksinasi anak agar imunitas anak sudah terbentuk ketika musim libur tiba.
Keempat, menertibkan mobilitas pelaku perjalanan internasional dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, terutama ke Bali.
Kelima, memperkuat peran pemerintah daerah dalam mengawasi kegiatan dan mengedukasi warga, terutama tentang rincian protokol kesehatan yang harus dijalankan.
Keenam, terus meningkatkan kampanye protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat, sebagaimana dilansir Covid19.go.id.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lainnya terkait Penanganan Covid