BPIP Apresiasi Perubahan Mentalitas Anggota Polri
Polisi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan digital untuk meng-counter berita-berita negatif dengan kematangan emosional.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengapresiasi instruksi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo tentang perubahan mentalitas anggota Polri dari pimpinan sampai bawahan.
Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo, instruksi tersebut wajib dan patut dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri terutama pimpinan baik dari tingkat sektor sampai markas besar Polri.
Menurutnya instruksi tersebut merupakan 'warning' upaya untuk menunjukkan kembali martabat polisi sebagai pelayan publik yang humanis, pengayom masyarakat, pelindung masyarakat dan penjaga konstitusi.
"Instruksi Kapolri itu sebenarnya ingin menunjukkan kembali martabat Polisi sebagai sebagai pelayanan publik, pengayom masyarakat dan melarang main kekerasan, baik kekerasan seksual atau kekerasan fisik, merekaya kasus dan lainnya," ujar Benny saat menjadi narasumber di media Rumah Kebudayaan Nusantara, Minggu (31/10/2021).
Ia juga mengingatkan di era digital dan perkembangan teknologi saat ini polisi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan digital untuk meng-counter berita-berita negatif dengan kematangan emosional.
Baca juga: Sikap Tegas Kapolri Bicara Potong Kepala, Kompolnas: Harus Dituruti Anak Buah, Jangan Macam-macam
Karena menurutnya dengan era serba cepat ini persoalan kecil akan menjadi besar jika tidak diatasi dengan kemampuan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional.
"Karena Polisi ke depan adalah Polisi yang memiliki kemampuan kecerdasan spiritual, intelektual dan kemampuan kematangan emosional dengan budaya dialog bukan yang memiliki arogansi menggunakan kekerasan," tegasnya.
Ia juga mengakui saat ini anggota polisi banyak yang memiliki gelar yang cukup tinggi seperti doktor sampai dengan profesor, meskipun demikian ia berharap anggota Polri tetap memiliki kedisiplinan dengan menjaga martabat Polri.
"Jangan selalu memanfaatkan jabatan dan kekuasan yang justru digunakan untuk menakut-nakuti, mengancam, pemerasan itu sebenarnya yang menghancurkan martabat kepolisian," ujarnya.
Alumni Pasca Sarjana sekolah Tinggi Filsafat dan Teoligi (STFT) Widya Sasana Malang itu juga mengatakan situasi ini pernah terjadi sehingga hilangnya kepercayaan masyrakat terhadap lembaga kepolisian.
Meskipun demikian perubahan secara continue terus dilakukan dengan pembinaan dan masyarakat mulai kembali percaya kepada polisi.
"Ya kita berharap dengan adanya perubahan mentalitas yang ditekankan oleh Kapolri beberapa hari lalu ini tidak ada lagi anggota Polri yang menyimang dari filosofi bhayangkara," harapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.