Rekam Jejak Letjen Dudung dan Letjen Eko Margiyono yang Disebut-sebut Bakal Jadi Kepala Staf TNI AD
Terdapat beberapa pati yang digadang bakal menjadi orang nomor satu di TNI AD, di antaranya Letjen Dudung dan Letjen Eko Margiyono.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa diusulkan sebagai calon tunggal Panglima TNI, muncul pertanyaan, siapa pengganti Andika sebagai KSAD?
Berdasarkan hal tersebuti, setidaknya ada 14 nama Pati TNI AD bintang tiga aktif yang saat ini berpeluang mengisi jabatan tersebut.
Namun, tak semua di antara mereka yang berpeluang.
Dari sekian nama, terdapat beberapa pati yang digadang bakal menjadi orang nomor satu di TNI AD, di antaranya Letjen Dudung dan Letjen Eko Margiyono.
Seperti apa profil dan rekam jejak kedua jenderal ini?
Profil Letjen TNI Eko Margiyono
Mengutip kodamjaya-tniad.mil.id, Letjen TNI Eko Margiyono lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 12 Mei 1967.
Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1989 dari Kecabangan Infanteri.
Eko punya banyak pengalaman di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD karena lama berkarier di lingkungan tersebut.
Baca juga: DPR Masih Belum Terima Surpres Mengenai Calon Panglima TNI
Baca juga: Panglima TNI Minta Jajarannya Siaga Jaga Perbatasan untuk Antisipasi Varian Baru Covid-19
Ia pernah menjabat sebagai Asisten Teritorial Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Kostrad.
Kemudian di tahun 2010 hingga 2012, Eko dipercaya menjadi pengawal Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat itu, ia menjabat Komandan Grup A Paspampres.
Setelahnya, Eko menjabat Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Kodam Jaya di tahun 2012 hingga 2014, lalu menjadi Danrem 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi pada 2014.
Eko meraih pangkat Bintang Satu saat ia dipercaya menjadi Danrem 033/Wira Pratama Kodam I/Bukit Barisan selama satu tahun, mulai 2014 hingga 2015.
Ia lalu ditunjuk sebagai Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf TNI AD.
Dua tahun menjabat sebagai Waasops Kepala Staf TNI AD sejak 2015 hingga 2017, Eko kemudian dipercaya menjadi Kepala Staf Kodam Jaya.
Sementara itu, pangkat Bintang Dua didapat Eko saat mendapat promosi menjadi Gubernur Akademi Militer (Akmil).
Setahun menjabat sebagai Gubernur Akmil, ia kembali menjadi Danjen ke-30 Kopassus pada 2018 hingga 2019.
Di tahun 2019, Eko ditunjuk menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta menggantikan Mayjen TNI Joni Supriyanto.
Baca juga: Loyal dan Mengerti Keinginan Jokowi, Jenderal Andika Perkasa Dinilai Tepat Jadi Panglima TNI
Baca juga: Di Balik Rencana Pemindahan TNI-Polri ke Ibu Kota Negara Baru
Dilansir Tribunnews, Eko kemudian menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di tahun 2020.
Saat menjadi Pangkostrad, Eko pernah meraih tanda kehormatan Bintang Dharma dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Profil Dudung Abdurachman
Dudung Abdurachman adalah pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965.
Diberitakan Tribunnews.com, Dudung Abdurachman lulus dari Akademi Militer pada 1988 dari kecabangan infanteri.
Ia kemudian menjabat sebagai Wagub Akademi Militer pada tahun 2015 hingga 2016.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Yogyakarta, Panglima TNI Apresiasi Nakes Bertugas Tanpa Kenal Lelah
Keluar dari lingkup Akademi Militer, Dudung Abdurachman juga pernah menjabat sebagai staf khusus KSAD dan Waaster KASAD.
Hingga pada 2018, ia kembali ke lingkup akademi militer dan menjabat sebagai Gubernur Akmil hingga 2020.
Setelahnya ia diangkat sebagai Pangdam Jaya pada 27 Juli 2020.
Meski baru 10 bulan menjabat Pangdam Jaya, tapi Dudung langsung diangkat menjadi Pangkostrad, salah satu jabatan strategis di TNI AD.
Loper Koran
Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, ia mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.
Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi meninggal dunia saat Dudung Abdurachman duduk di bangku SMP.
"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.
Ia pun juga berkewajiban untuk membantu sang ibu, hingga mencari kebutuhan yang dibutuhkan rumah.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling di asrama jualan," tuturnya.
Tanpa rasa malu, pihaknya juga menceritakan pernah menjadi loper koran saat duduk di bangku SMA.
"Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling seneng tajuk rencana Kompas," katanya.
Setelah rutinitasnya mengantar koran selesai, Dudung Abdurachman mengedarkan berbagai dagangan buatan ibundanya.
Lantas, kejadian unik pun terjadi di mana dagangan ibunya yang dijajakan pernah ditendang oleh seorang anggota TNI.
Hingga akhirnya oknum Tamtama itu mendapat teguran karena telah berlaku buruk terhadap dirinya.
Namun kejadian tersebut justru menjadi motivasi serta semangat bagi Dudung Abdurachman hingga mengaku mulai bangkit dan semangat.
"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti saya," ujar Dudung.
Rupanya motivasi tersebut terealisasi bahkan hingga saat ini ia suskes menjadi seorang Perwira TNI AD.
Baca juga: KSAD Andika Perkasa Terima Sertifikat Tanah Daerah Latihan TNI AD di Urut Sewu Kebumen
Riwayat Jabatan
- Dandim 0406/Musi Rawas
- Dandim 0418/Palembang
- Aspers Kasdam VII/Wirabuana, dari tahun 2010 hingga 2011
- Danrindam II/Sriwijaya pada tahun 2011
- Dandenma Mabes TNI
- Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga tahun 2016
- Staf Khusus Kasad pada tahun 2016 hingga tahun 2017
- Waaster Kasad pada tahun 2017 hingga 2018
- Gubernur Akmil pada tahun 2018 hingga 2020
- Pangdam Jaya, dilantik pada tahun 2020
- Pangkostrad TNI AD
Pengamat: Dudung lebih berpeluang
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman berpeluang menjabat posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Hal itu menyusul Jenderal TNI Andika Perkasa dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Calon Panglima TNI.
"Soal siapa pengganti KSAD ya, saya kira Pak Dudung saat ini bisa dibilang sangat berpeluang," kata Khairul Fahmi saat dihubungi Tribunnews, Rabu (3/11/2021).
Baca juga: Mensesneg Jawab Pertanyaan Mengapa Angkatan Darat Dipilih Jadi Calon Panglima TNI
Baca juga: Jenderal Andika Calon Tunggal Panglima TNI, Muhaimin: Presiden Jokowi Punya Pertimbangan Matang
Meski begitu, Khairul mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan sosok-sosok lain yang juga berpeluang untuk menjadi KSAD.
"Tapi bukan berarti tidak ada sosok lain yang juga berpeluang menjadi KSAD menggantikan Pak Andika yang ditunjuk menjadi Panglima TNI," tambahnya.
Khairul pun menyebut, Kasum TNI Letjen TNI Eko Margiyono yang juga punya peluang besar menjadi KSAD. Terlebih, kata Khairul, Eko Margiyono memiliki rentan waktu bertugas yang terbilang lama sebelum memasuki masa pensiun.
Baca juga: Setara Institute Singgung Rotasi Antar-Matra Usai Jenderal Andika Dipilih Sebagai Calon Panglima TNI
"Pak Dudung akan pensiun pada November 2023, sama dengan Pak Yudo Margono (KSAL)," ucapnya.
"Artinya kalau kita bicara kepentingan regenerasi baik di tubuh Angkatan Darat maupun di TNI, secara umum terkait konstelasi Panglima TNI berikutnya pasca Andika yang akan pensiun pada Desember 2022, saya kira Pak Dudung, penunjukan Pak Dudung sebagai KSAD tidak akan berdampak positif bagi proyeksi regenerasi TNI pasca Pak Andika," jelasnya.