Inilah Tampang Dua Terduga Pelaku Lempar Benda Misterius di Rumah Orangtua Veronica Koman
Polisi masih menyelidiki kasus pelemparan benda misterius di kediaman orangtua Veronica Koman di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih menyelidiki kasus pelemparan benda misterius di kediaman orangtua Veronica Koman di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
Setelah tiga hari menyelidiki, beredar rekaman CCTV yang memperlihatkan dua orang yang mengendarai sepeda motor.
Sambil berboncengan, pengemudi motor itu mengenakan jaket ojol dan penumpangnya berbaju biru tua melintas depan kediaman orangtua aktivis Papua itu.
Kedua orang itu diduga kuat sebagai terduga pelaku teror yang melempar benda hingga meledak.
Kuasa hukum Veronica Koman, Michael Hilman mengkonfirmasi foto terduga pelaku ke awak media.
Dalam foto itu, terduga pelaku mengenakan helm berwarna hitam berboncengan dengan menggunakan sepeda motor matic namun pelatnya sedikit buram.
"Memang benar kedua orang itu yang melakukan pelemparan diduga bom," ujar Hilman, Selasa (9/11/2021).
Baca juga: Teror di Rumah Orang Tua dan Kerabat Veronica Koman: Ledakan, Surat Ancaman, hingga Bangkai Ayam
Selain itu, Himan mengklaim bahwa benda yang dilemparkan itu adalah sejenis bom.
Hal itu berbanding terbalik dengan penyelidikan sementara polisi yang menyebut benda itu sejenis petasan.
Hilman berkeyakinan, benda itu bukanlah bom karena berdasarkan fakta yang ia ditemukan di lapangan.
"Jadi gini logikanya, kalau petasan itu ketika dinyalakan kemudian dibungkus lalu dilempar. Nah ini kan langsung dibuang tanpa dibakar itu enggak mungkin meledaknya dibilang petasan," ujar dia.
Sebagai bukti, Hilman juga sudah menanyakan ke salah satu warga setempat.
Berdasarkan pengakuannya, ledakan itu terdengar sampai radius 350 meter dari rumah orangtua Veronica Koman.
"Saya pikir ini mungkin semacam bom tetapi diduga ya, mungkin bom tapi bukan dengan daya ledak yang besar lebih ke low explosive. Biar kecil tapi bunyinya itu kencang, saya mengecek ke lokasi dan menanyakan kepada warga itu sampai 350 meter," ucap dia.
Selain itu Hilman meminta aparat penegak hukum menyelidiki secara profesional supaya bisa mengungkap pelaku serta aktor intelektual.
Hilman menduga kuat jika aksi teror ini dilakukan sangat terstruktur.
Para pelaku yang terlibat diyakininya lebih dulu mempelajari situasi di tempat tinggal orang tua.
"Kami menduga ini sudah terstruktur alias by design," tandas dia.