Ketika Nadiem Makarim Bercerita Soal Kisah Pilu Mahasiswi yang Mengalami Kekerasan Seksual
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengisahkan cerita sedih tentang mahasiswi yang mengalami kekerasan seksual oleh dosen pembimbing skripsinya sendiri.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkap cerita sedih seorang mahasiswi yang mengalami kekerasan seksual oleh dosen pembimbing skripsinya sendiri.
Kejadian tersebut, kata Nadiem, terjadi sekitar dua tahun lalu.
"Dia lagi dibimbing skripsinya, masuk ke dalam suatu ruangan dan dosennya dia memaksa, dia berdiri dari kursinya, datang ke dia. Lalu dipegang tangannya, dan dipaksakan menyebut 'saya cinta kamu'. Lalu secara paksa dia dicium oleh dosennya," tutur Nadiem dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/11/2021).
Kemalangan mahasiswi tersebut tak berakhir di situ.
Saat mengungkapkan kejadian pilu yang dialaminya kepada teman dan civitas akademika kampus, dirinya malah mendapatkan peringatan.
"Sejak hari itu dia mencoba melapor ke temannya dan beberapa civitas akademika tapi semuanya memberikan berbagai macam peringatan kepada korban ini. Bahwa nanti bagaimana orang akan melihat kamu kalau kamu tidak punya bukti, bagaimana cara membuktikannya dan lain-lain," ucap Nadiem.
Mahasiswi tersebut, kata Nadiem, hingga mengalami depresi dan trauma dengan dosen tersebut.
Akhirnya mahasiswi ini memutuskan untuk meninggalkan pembelajarannya di kampus.
Baca juga: Bantah Permendikbudristek Legalkan Perzinahan, Nadiem Bakal Sowan ke Kelompok Pengkritik
Nadiem mengungkapkan kasus ini hanyalah sedikit dari banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi.
"Saya hanya ingin menceritakan cerita ini, karena kita tidak bisa mempunyai mimpi-mimpi bahwa perguruan tinggi kita menyediakan pendidikan yang berkualitas kelas dunia. Kalau mahasiswa kita dan dosen-dosen kita merasa tidak aman, merasa tidak nyaman, dan dampak dari satu kejadian saja, bisa dirasakan seumur hidup," kata Nadiem.
Menurut Nadiem, kejadian ini memberikan trauma yang sangat mendalam secara psikologis.
Baca juga: Nadiem Makarim: Permendikbudristek PPKS Adalah Jawaban Kegelisahan Banyak Pihak
Kejadian ini, menurut Nadiem, yang membuat pemerintah memberikan perhatian khusus kepada kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi.
"Sangat sulit untuk memulihkan daripada trauma ini, dan dampaknya permanen seumur hidup. Inilah alasan kenapa kita sebagai negara harus menyoroti isu ini segera dan bilang tidak kepada kekerasan seksual secara tegas," kata Nadiem.