Mendag dan Wamenlu Sampaikan Pokok Bahasan Jokowi dalam KTT APEC, Bahas Vaksin hingga UMKM Prempuan
Mendag dan Wamenlu sampaikan pokok bahasan Jokowi dalam acara KTT APEC Business Advisory Council Dialogue, Kamis (11/11/2021).
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perdagangan Indonesia Petahana Muhammad Lutfi kabarkan pokok pembahasan saat dampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara KTT APEC Business Advisory Council Dialogue, Kamis (11/11/2021).
Seperti diketahui, tuan rumah penyelenggara acara tersebut adalah New Zealand.
Dalam pertemuan yang dilakukan bersama dengan Amerika Serikat, Chili dan Singapura tersebut, Lutfi menjelaskan bahwa terdapat pembahasan mengenai prioritas- prioritas utama beserta bagaimana langkah-langkahnya setelah Covid-19 berakhir.
Termasuk bagaimana menyelesaikan percepatan vaksinasi dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Yakni dengan membuka perbatasan maupun permasalahan-permasalahan lain dengan aman demi menggerakkan perekonomian negara.
Baca juga: Visi APEC Pasca 2020, Indonesia Dorong Pemberdayaan UMKM dan Perempuan di Era Ekonomi Digital
Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri KTT APEC 2020 Secara Virtual dari Istana Bogor
Pembahasan tersebut dilakukan bersama dengan pelaku usaha Captain of industries dari APEC Countries atau APEC Economic.
"Pertama tentang prioritas-prioritas utama setelah berakhirnya Covid-19, termasuk bagaimana penyelesaian daripada vaksinasi dan recorvery ekonomi ini secara cepat."
"(Juga) untuk kembali membuka perbatasan dan juga membuka banyaknya permasalahan-permasalahan (lain) dengan aman demi menggerakkan perekonomian," jelas Lutfi.
Pembahasan lain yang juga menyangkut perekonomian negara adalah dengan memberikan perhatian khusus kepada kelompok minoritas.
Seperti halnya kaum perempuan dan pelaku usaha kecil menengah.
"Kedua adalah bagaimana kita merubah dari sebuah tantangan Terutama untuk bisa mengikutsertakan daripada kelompok-kelompok minoritas seperti perempuan, pelaku usaha kecil menengah dan penduduk-penduduk yang memang belum masuk ke dalam sistem ekonomi dunia," terang Lutfi.
Baca juga: Jelang KTT G20, Kemenperin Gelar RCID Bahas Isu Prioritas Industri
Mengingat, 54 persen pelaku UMKM Indonesia adalah kaum perempuan.
"Oleh sebab itu, membantu UMKM adalah juga membantu perempuan."
"Ini merupakan suatu komitmen Indonesia. Terutama untuk masalah digitalisasi, karena 84 persen dan digitalisasi Indonesia ini adalah menguntungkan daripada UMKM," kata Lutfi.