Respons Susi Pudjiastuti Lihat Aksi Puan Tanam Padi saat Hujan: Biasanya Petani Tidak Hujan-hujan
Susi Pudjiastuti bereaksi saat melihat aksi Puan Maharani menanam padi saat hujan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
Selain menyerap aspirasi, Puan ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar (ha).
Baca juga: Pengamat: Skenario Airlangga-Ganjar Lawan Prabowo-Puan di Pilpres 2024, Perang Bintang
Baca juga: Mampir di Angkringan Yogya, Puan Borong ‘Sego Kucing’
"Puan menanam, nanti rakyat yang memanen. Kali ini saya hadir dengan fokus menanam padi, biarkan rakyat nanti yang memanen," ucapnya.
Selama ini, lanjut dia, banyak orang hanya fokus pada pemanenan padi. Padahal proses sebelum panen itu panjang dan dimulai dengan penanaman manual.
Saat menanam bibit padi, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga berdialog dengan petani.
Mengenakan caping dan sepatu khas petani, Puan sesekali berbicara menggunakan bahasa Jawa.
"Piro nek panen? (berapa banyak kalau panen), dijual neng endi? (dijual ke mana?)" tanya Puan kepada para petani.
Menanggapi pertanyaan Puan, satu di antara petani Sendangmulyo, Tusiran, menyampaikan berbagai keluhan yang ia hadapi bersama rekan-rekannya.
Keluhan petani tersebut mulai dari rendahnya harga gabah hingga keterlambatan distribusi pupuk subsidi hingga harganya yang cukup tinggi.
"Mudah-mudahan dengan Bu Puan datang ke sini, dapat memberi semangat petani-petani di Sendangmulyo. Sebab, kebanyakan petani di sini sekarang tua-tua."
"Semoga dengan kedatangan ibu, ada petani dari generasi muda yang akan menjadi penerus kami," ujar Tusiran.
Tak hanya itu, ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan para petani.
Baca juga: Kunker ke Banyuwangi, Puan Akan Bertemu Nelayan dan Berikan Penghargaan Desa Wisata
Baca juga: Megawati Diyakini akan Pilih Ganjar Jadi Capres Jika Elektabilitas Puan Tidak Meningkat
Satu di antaranya dengan memberikan kepastian harga gabah.
Ia juga meminta agar pemerintah dapat memperbaiki jalan tani, karena saat musim hujan jalanan menjadi rusak dan licin sehingga petani sering terpeleset saat membawa gabah menggunakan motor atau mobil.
"Selain itu, kami mengharapkan ada saluran induk air. Sebab ketika musim kemarau, air untuk mengairi sawah tidak lancar," ujar Tusiran.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.