Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Dugaan Bisnis PCR LBP dan Erick Thohir, Mahfud MD: Silakan Diteliti, Dihitung, dan Diaudit

Ketika itu, kata dia, di masyarakat terjadi pengambilan paksa jenazah, baik di rumah sakit maupun di tempat pemakaman.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Soal Dugaan Bisnis PCR LBP dan Erick Thohir, Mahfud MD: Silakan Diteliti, Dihitung, dan Diaudit
Tangkapan Layar: Kanal Yotube Kemenko Polhukam RI
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memberikan tanggapannya terkait dugaan bisnis PCR yang menyeret nama Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Mahfud awalnya menjelaskan, bahwa situasi mencekam pada paruh pertama 2020 telah mendorong Presiden untuk mengajak peran serta masyarakat, untuk menanggulangi Covid-19 tersebut, dengan solidaritas sosial, tenang, dan kreatif. 

Waktu itu, kata dia, masyarakat seperti terteror dengan horor Covid-19. 

Ia mengatakan saat itu alat kesehatan tidak ada, masker hilang dari pasar karena ditimbun oleh pedagang gelap dan dijual dengan harga puluhan kali lipat, dan rumah sakit banyak yang menolak pasien Covid-19 karena jika pernah menerima pasien Covid bisa dijauhi orang. 

Baca juga: Sahroni Bela LBP Terkait Tudingan Bisnis PCR: Pak Luhut Sudah Jelaskan, Biar Beliau Fokus Bekerja

Selain itu, kata dia, ketika itu orang yang terkena Covid-1 dianggap aib dan membahayakan sehingga dijauhi dan dijauhkan masyarakat dan keluarganya. 

Ketika itu, kata dia, di masyarakat terjadi pengambilan paksa jenazah, baik di rumah sakit maupun di tempat pemakaman.

Berita Rekomendasi

Lebih dari itu, kata dia, obat tidak ada dan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan juga tidak memadai. 

Dari sisi Pemerintah, kata dia, saat itu berebutan dengan negara-negara besar yang juga panik untuk membeli APD dan obat-obatan. 

Kontroversi antar dokter, antar ahli agama, antar sosiolog juga semakin membuat masyarakat panik.

Dalam situasi seperti itulah, kata dia, Presiden menyerukan agar masyarakat bangkit, tenang, dan berusaha secara kreatif untuk saling bantu menanggulangi Covid-19.

Baca juga: Polemik Harga Tes PCR, Begini Kata Kadin

Kemudian perguruan tinggi diminta melakukan penelitian, membuat vaksin, obat, dan APD. 

Atas seruan Presiden itu, lanjut dia, muncul kegiatan industri masker di berbagai daerah dan obat-obatan tradisional.

Selain itu, kata dia, bermunculan pula hasil penelitian kreatif dari berbagai kampus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas