Cegah Hoaks, Pengamat Komunikasi Minta Masyarakat Cerdas Menyaring Informasi
Serangan hoaks dan fitnah kerap dialamatkan kepada pejabat publik, masyarakat diminta cerdas dalam menyaring informasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi dari Universitas Indonesia Fatimah Ibtisam mengajak masyarakat cerdas dalam menyaring informasi.
Serangan hoaks dan fitnah kerap dialamatkan kepada pejabat publik seperti menteri.
"Sebenarnya fitnah semacam ini bukan hal baru, kerap menimpa tokoh penting atau pemimpin. Jika diamati narasi hoaksnya pun mirip," ujar Tisam melalui keterangan tertulis, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Yenny Wahid Ungkap Pentingnya Membumikan Pancasila Guna Tangkal Ancaman Hoaks
Masyarakat sebenarnya cukup mudah untuk menilai mana yang kritik dan yang mana serangan personal berupa hoaks.
Menurutnya, kritik adalah hal yang diperlukan oleh pejabat publik.
Namun serangan fitnah atau hoaks, menurut dia, adalah hal yang tidak dapat diterima dan dibenarkan dalam konteks apapun.
"Fitnah dan hoaks apalagi menyasar ke keluarga dan orang tua dari sang pejabat, adalah tindakan yang tidak manusiawi," kata Tisam.
Pihak yang menyebar dan mempercayai serangan hoaks, kata Tisam, membuktikan seberapa berkualitas tingkat kematangan intelektual dan emosional.
Baca juga: Hoaks Jadi Halangan Agenda Vaksinasi, Terbanyak ada di Facebook, Jumlahnya 4.402 Sebaran
Tisam mencontohkan serangan yang kerap menimpa sejumlah tokoh, seperti Presiden Jokowi hingga sejumlah menterinya yang bersifat personal.
Serangan juga dialamatkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Di sisi lain mengangkat isu personal seperti ini kontraproduktif dan tidak bermanfaat. Mengaburkan isu dan kritik yang semestinya diangkat, seperti bagaimana upaya penguatan BUMN," pungkas Tisam.