Menko PMK: Teknologi Digital Menerobos Ranah Pribadi, Nilai Budaya Jadi Terancam
Muhadjir Effendy mengatakan tantangan utama bangsa Indonesia saat ini adalah globalisasi dan kehadiran revolusi industri 4.0.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan tantangan utama bangsa Indonesia saat ini adalah globalisasi dan kehadiran revolusi industri 4.0.
Dirinya mengingatkan ancaman terhadap nilai budaya akibat perkembangan teknologi digital.
"Teknologi digital telah menerobos masuk, jauh ke ranah pribadi menghadirkan segala informasi yang tidak terbendung. Maka nilai-nilai budaya dan sosial kita menjadi terancam," ujar Muhadjir dalam webinar Moderasi Indonesia untuk Dunia, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Moeldoko Bicara Kedaulatan Digital di Indonesia
Muhadjir mengungkapkan persoalan lain, adalah mentalitas yang belum terbangun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pengaruh eksternal juga menjadi tantangan bagi budaya bangsa Indonesia.
"Kita juga menghadapi ancaman perubahan situasi geopolitik global, meluasnya peran dan kekuatan pertahanan dan pengaruh negara-negara asing," kata Muhadjir.
Sementara dari segi internal, Muhadjir mengungkapkan ada potensi ancaman yang disebabkan oleh sistem pengawasan yang tidak berjalan dengan efektif.
"Untuk merespon tantangan ini, Pemerintah beserta segenap masyarakat Indonesia harus bersatu padu menguatkan iklim nasional dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Muhadjir.
Baca juga: Kemendagri: Digitalisasi Menuntut ASN Menjadi Generasi Pembelajar
Pemerintah, kata Muhadjir telah mencanangkan gerakan nasional revolusi mental atau GNRM.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya akselerasi pembangunan karakter bangsa Indonesia.
"Agar segera tercipta bangsa yang berintegritas dan memiliki jiwa gotong royong yang luhur untuk mewujudkan kemajuan kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian berlandaskan Pancasila," pungkas Muhadjir.