Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asal-usul Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya Indonesia, Masuk Daftar Warisan Budaya UNESCO 2003

Inilah asal usul wayang kulit sebagai Warisan Budaya Indonesia yang masuk daftar Warisan Budaya UNESCO 2003, contoh Epos terkenal adalah Ramayana.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Asal-usul Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya Indonesia, Masuk Daftar Warisan Budaya UNESCO 2003
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Salang Esa Wijaya dalam pertunjukkan wayang kulit di Gedung Cagar Budaya Sobokartti, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2021). Tribun Jateng/Hermawan Handaka. Simak asal usul wayang kulit di artikel ini. 

Galigi membawakan cerita wayang dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035.

Ia berjarak satu wayang dari Jagatkarana ketika menceritakan Arjunawiwaha.

Istilah "Jagatkarana" merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan kehidupan nyata dengan dunia wayang.

Pertunjukkan wayang mengalami perkembangan, baik secara teknis maupun dari segi cerita.

Cerita yang terkenal di kisah wayang Jawa adalah Punakawan.

Punakawan merupakan cerita tradisional tentang empat abdi para ksatria di pewayangan yang terdiri dari Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. 

Selain itu, cerita Mahabharata tentang perang saudara juga cukup populer.

Berita Rekomendasi

Mahabharata menceritakan tentang lima saudara Pandawa, yaitu Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa yang melawan Kurawa. 

Baca juga: Mengenal Batik dan Jenis-jenis Motifnya sebagai Seni Tradisional Indonesia yang Mendunia

Epos Ramayana juga menjadi cerita wayang yang sering dipertunjukkan pada masa Hindu dan Budha di Indonesia.

Kedua epos Mahabharata dan Ramayana sering menjadi cerita utama dalam pertunjukkan wayang, bahkan sampai sekarang.

Adanya kesenian wayang di Indonesia tidak lepas dari penyebaran agama, terutama agama Islam di tanah Jawa yang dibawakan oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga menggunakan media wayang sebagai sarana menyebarkan agama Islam.


Dari perkembangan wayang tersebut, musik yang mengiringi pertunjukkan juga menjadi daya tarik tersendiri pada setiap pertunjukkan.

Alat musik yang digunakan adalah alat musik tradisional serta dilengkapi dengan penyanyi pengiring pewayangan, sinden.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas