Pemerintah Diminta Waspadai Melonjaknya Kasus Covid-19 Saat Momen Libur Natal dan Tahun Baru
Masyarakat diminta untuk tetap menggalakkan gerakan disiplin protokol kesehatan (prokes) sebab masih banyak masyarakat belum sepenuhnya tertib.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penambahan kasus Covid-19 kerap terjadi saat momen liburan panjang.
Karena itu pemerintah perlu mewaspadai peningkatan kasus covid-19 saat liburan panjang Natal dan Tahun Baru bulan Desember mendatang.
"Berdasarkan pengalaman peningkatan kasus selalu terjadi pasca libur panjang, ini yang perlu diwaspadai," kata Politikus Partai Golkar, Christina Aryani dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa (16/11/2021).
Christina Aryani mengajak masyarakat untuk tetap menggalakkan gerakan disiplin protokol kesehatan (prokes).
Sebab, Christina melihat masyarakat belum sepenuhnya tertib.
Contohnya, kata dia, masyarakat di desa-desa sudah banyak yang meninggalkan pemakaian masker.
Menurut dia, menjadi tugas bersama untuk kembali mengingatkan gerakan pakai masker.
Selain itu, cuci tangan juga harus digalakkan menjelang dan pasca libur panjang.
"Jangan lelah untuk tertib menerapkan protokol kesehatan, ini menjadi satu-satunya jalan melindungi diri dan keluarga di luar vaksinasi," kata Christina.
Menurut dia, melonjaknya kasus Covid-19 pasca libur akhir tahun sebelumnya harus menjadi catatan dan sudah sepatutnya menjadi perhatian bersama.
Anggota Badan Legislatif DPR ini menilai pemerintah perlu mengambil langkah antisipatif yang sewajarnya didukung rakyat demi kebaikan bersama.
Baca juga: Cegah Lonjakan Covid-19, Pemerintah Berencana Larang Acara Perayaan Tahun Baru
Dia menambahkan, pola-pola pengetatan menjelang dan pasca libur panjang harus diterapkan.
"Kita bersyukur sejauh ini pandemi di Indonesia berhasil dikendalikan, jangan sampai lengah karena akan menyulitkan upaya penanganan dan perbaikannya nanti," imbuhnya.
Kemudian, catatan yang diterima DPR hingga Minggu 14 November 2021, total vaksinasi nasional dosis pertama sudah mencapai 62,6 persen.
Sedangkan dosis kedua sudah mencapai 40,4 persen.
"Saya optimistis target 70 persen tervaksinasi dosis pertama dapat tercapai di akhir tahun. Tapi berbicara tentang herd immunity, diperlukan 2 kali vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan, sehingga pemberian vaksinasi dosis kedua ini harus menjadi perhatian untuk juga segera dikejar," ujarnya.(Willy Widianto)