Nusron Wahid: Belum Ada Keputusan Resmi Muktamar NU Ditunda, Tergantung Rais Aam PBNU
Sekjen PBNU Helmy Faishal menjelaskan Muktamar ditunda karena keputusan pemerintah menerapkan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) memutuskan akan menunda Muktamar yang semula dijadwalkan pada 23-25 Desember 2021.
Salah satu agenda penting Muktamar yakni pemilihan Ketum PBNU baru.
Sekjen PBNU Helmy Faishal menjelaskan Muktamar ditunda karena keputusan pemerintah menerapkan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022.
Kader NU, Nusron Wahid, membenarkan bahwa PBNU tengah mempertimbangkan menunda Muktamar demi menghormati keputusan pemerintah.
Namun, ia menerangkan belum resmi apakah Muktamar akan mundur atau dimajukan.
Semua tergantung pada keputusan pimpinan tertinggi PBNU atau Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar.
“Semua diserahkan sama pengurus PBNU, maksudnya pemimpin tertinggi Rais Aam, pejabat Rais Aam, KH Miftahul Akhyar. Biasanya pengambilan keputusan internal NU kalau hal penting gini berunding. Ketum, sekjen. Saat ini belum ada keputusan apa Muktamar tersebut mundur apa dimajukan. Pak Helmy belum ada rapat [memutuskan], apa [Muktamar] mundur atau dimajukan,” kata Nusron, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Waspadai Gelombang Ketiga Covid-19, PBNU Putuskan Tunda Muktamar NU di Lampung
“Memang kita dapat info pemerintah akan PPKM Level 3 pada 24 Desember 2021-2 Januari. Sehingga kalau kita mau Muktamar harus ikut pemerintah, either maju atau mundur. Sekarang lagi diantisipasi oleh pimpinan di PBNU kalau maju gimana, mundur gimana. Maju artinya sebelum tanggal 24,” imbuh Nusron menambahkan.
Sementara itu hingga saat ini, ada dua calon kuat terkait pemilihan Ketum baru NU.
Mereka yakni calon petahan Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf.
Nusron diketahui mendukung Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk maju sebagai Ketum PBNU baru.
Nusron menegaskan pihaknya akan mengikuti baik keputusan pemerintah maupun Rais Aam.
Sebagai pendukung Gus Yahya, ia pun tak masalah kapan Muktamar akan digelar.
“Itu kita serahkan ke pimpinan tertinggi di NU, Rais Aam KH Miftahul Akhyar. Kalau kita prinsipnya sami'na wa atho'na, dalam konteks bernegara kita patuh sama Pak Presiden dan pemerintah,” ujar Nusron.
“Kalau pemerintah 24 Desember 2021-2 Januari 2022 terapkan PPKM Level 3 ya kita ikut, kita ini warga negara yang baik. Harus sami'na wa atho'na. Kalau di konteks PBNU kita sami'na wa atho'na ke Rais Aam,” imbuhnya.
Nusron juga tak mempermasalahkan metode apapun yang akan diambil pimpinan PBNU dalam memutuskan tanggal baru gelaran Muktamar.
Ia menekankan siap kapan pun Muktamar akan digelar.
“Mau Muktamar besok pagi ya siap. Dilaksanakan bulan depan saya siap, bulan kapan siap. Nah, sepanjang diputuskan oleh Rais Aam. Apapun metodenya, Munas apa Konbes urusan anu, sami'na wa atho'na ke Rais Aam PBNU, apapun keputusan Rais Aam kita ikut,” tandas dia.
Di sisi lain, Nusron percaya tak ada alasan lain dengan penundaan Muktamar.
Ia tak merasa penundaan Muktamar adalah upaya penjegalan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU baru.
“Tim Gus Yahya mau maju, apapun, enggak merasa terjegal. Pada prinsipnya kita ikutin tata laksana saja dan keputusan tertinggi Rais Aam. Apapun keputusan Rais Aam kita ikutin aja. Kami enggak mau suudzon, bicara soal jegal menjegal, saya enggak mau suudzon, berspekulasi,” ujar Nusron.
“Pada prinsipnya saya sebagai tim Gus Yahya hormatin pemerintah kalau ada PPKM. Selebihnya maju atau mundur, kami sami'na wa atho'na ke Rais Aam,” tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.