Kumpulan Puisi Hari Guru Nasional 25 November 2021, Cocok Dibacakan saat Hari Guru Besok
Berikut ini kumpulan pusi tentang guru yang menyentuh hati untuk memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November 2021 besok.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kumpulan pusi tentang guru yang menyentuh hati untuk memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November 2021 besok.
Hari Guru Nasional menjadi ajang bagi para murid untuk memberikan suatu hal yang spesial bagi seorang guru yang telah berjasa begitu besar.
Pada saat pandemi seperti ini, memberikan puisi Hari Guru Nasional yang menyentuh dapat menjadi salah satu alternatif pemberian spesial tersebut.
Baca juga: 45 Link Twibbon Hari Guru Nasional 25 November 2021 Lengkap dengan Cara Membuatnya
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Guru Nasional 25 November 2021 & Link Twibbon, Cocok jadi Caption Media Sosial
Berikut ini beberapa puisi Hari Guru Nasional yang akan diperingati besok tanggal 25 November 2021.
1. Guru
(Oleh: Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama RI)
Tanpa Guru tak kan ada yang kita tahu
Tanpa Guru tak kan ada yang kita mampu
Tanpa Guru kita hanyalah debu yang terbang tak berarah
Ditiup angin tak tentu arah
Guru
Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah teladan kami
Ridlamu adalah kunci sukses kami
Dan doamu, doamu adalah berkah tak bertepi
Maka, jika ada yang bertanya pada diri ini
Siapakah yang paling berjasa kepada diri ini?
Maka namamu yang akan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami
2. Pahlawanku
(Oleh Renanda)
Wahai pahlawanku...
Engkaulah yang membuatku pintar
Engkau juga mengajari kami disiplin
Dan engkaupun orangtua kedua kami
Oh Pahlawanku...
Namamu akan slalu ku kenang
Sampai maut menjemput
Sampai akhir usiaku
Engkau bagaikan pelangi
Engkau bagaikan malaikat kecilku
Engkau bagaikan lampu yang tak pernah padam
Dan engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Jika kau bersedih, kamipun ikut sedih
Jika kau bahagia, kamipun bahagia
Senyummu bagaikan kebahagiaan kecil bagi kami
Hari ini adalah hari engkau
Kami sangat menyayangimu
Terima kaish tlah mendidikku
Hanya sebuah puisi kecil
Yang ku buat untukmu
Semoga kau senang guruku
Kami mengucapkan Selamat Hari Guru
We Never Forget You
3. Guruku
(Oleh: Amelia Prishanty)
Kau adalah sumber ilmu ku ..
Kaulah pembimbingku ..
Kaulah yang mendidikku
Dengan sabar dan tulus ..
Guruku ..
Sungguh besar jasamu ..
Kau yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku ..
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa ..
Guruku ..
Terima kasih ..
Atas segala jasa-jasa
Dan engkau pahlawanku ..
4. Guru
(Oleh Yusuf.Uxy)
Mentari menyambut sejuknya pagi
Tepat saat itu hari yang bersejarah
Ku terdiam didalam sudut ruangan
Sambil menanti akan ada keajaiban
Berbagai macam kata dan kalimat muncul di benakku
Tentang salah seorang yang berjasa di hidupku
Ku ambil lah secarik kertas dan bolpoin
Lalu kutuangkan kata dan kalimat tersebut
Mulai dari matahari terbit hingga menjelang terbenam
Dia datang untuk mengajarkan
Aku datang untuk mengetahui
Apa daya dia di sekolah
Dan akupun terdiam di rumah
Oleh karena itu aku hanya dapat berdoa
Meminta kepada Tuhan agar pandemi cepat berlalu
Aku hanya berharap bertemu dirimu
Wahai guruku yang membantu memberi ilmu
5. Pesan Untuk Guruku
(Oleh Anggita Pebriyanti)
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negara agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkrama bak sohib dan tetap beretika
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangunan insan cendikiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan
Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga
6. Kepada: Guruku
(Oleh: Winda Puspitasari)
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman Kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.
7. Pahlawan yang Terlupakan
(Oleh: Ahmad Muslim Mabrur Umar)
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.
8. Puisi Guru Karya Kahlil Gibran
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
9. Guru Jembatan Sukses
(Oleh: Mbah Uti Ninik)
Ilmumu ikhlas bertebar di siswa siswi
Senyummu membuat tentram di hati
Petuahmu terpatri dalam sanubari
Guru adalah tauladan Ibu Pertiwi
Ancaman guru membuat hati siswa ciut
Kemarahan guru membuat siswa takut
Semua dilakukan agar siswa sukses terajut
Tanpa harapan balas budi yang tertuntut
Ilmu yang ditebarkan tak pernah terganti
Perjuangan gurulah hidup menjadi berarti
Hadirkan bahagia penuh warna pelangi
Wahai sang guru engkaulah pelita hati
(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)